Hukum Pidana Islam, Wajibkah Dilaksanakan?

Tanya: Tadz mau nanya… Apakah hukum pidana Islam wajib diterapkan? Kalau tidak diterapkan pemerintah, apakah kita semua berdosa? Jawab: Sesungguhnya, hukum Islam itu sempurna. Islam

Admin

[addtoany]

Tanya:
Tadz mau nanya… Apakah hukum pidana Islam wajib diterapkan? Kalau tidak diterapkan pemerintah, apakah kita semua berdosa?

Jawab:
Sesungguhnya, hukum Islam itu sempurna. Islam mengatur seluruh aktivitas manusia dari bangun tidur hingga akan tidur kembali. Bahkan ketika kita berada di kamar kecil pun, ada hukum dan aturannya. Maka benar firman Allah:

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]

juga  firman Allah:

وَتَمَّتْ كَلِمَتُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا

“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil …” [Al-An’aam: 115]

Maka hukum Islam harus diterapkan secara sempurna. Karena hukum Allah diturunkan bukan sekadar bacaan, tapi untuk jadi pedoman hidup. Firman Allah:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ …

Wahai orang orang yang beriman, masuklah kalian semua ke dalam agama islam secara sempurna.

Ada hukum-hukum yang bisa dilaksanakan dan diterapkan secara individu, seperti shalat dan puasa. Ada hukum yang melibatkan masyarakat seperti zakat dan ada pula hukum yang hanya bisa diterapkan oleh pemerintah saja seperti hudud dan qishash. Individu atau masyarakat tidak boleh memberikan dan atau menjatuhkan hukum qishash kepada para pembunuh. Hanya pemerintah saja yang punya wewenang.

Bagaimana jika pemerintah tidak melaksanakan? Siapakah yang berdosa?
Tentu semua yang punya tanggung jawab di pemerintahan, terutama para pembuat undang-undang (anggota dewan).

Apakah kita berdosa? Tergantung posisi kita, siapakah yang kita pilih pada pemilu lalu? Jika kita memilih caleg anti hukum islam, atau yang memusuhi islam, maka kita ikut menanggung dosa.

Ya, karena sistem kita demokrasi. Yang memilih para anggota legislatif adalah kita sendiri. Namun jika kita memilih caleg yang berpihak kepada Islam, insyaallah kita terlepas dari beban dosa.
Kita telah berusaha sesuai dengan batas kemampuan kita.

Oleh karena itu, dalam pemilihan umum, pilpres atau pilkada, pilihlah para pemimpin yang memihak pada hukum agama. Dan bukan sebaliknya.
Apa yang kita pilih, kelak akan dipertanggungjawabkan di sisi Allah. Wallahu a’lam.

Ingin bertanya? Kirim Pertanyaan

Related Post