Tanya:
Pak ustadz, saya mau tanya,, kalo kita punya pasangan yang bisa mengajak kita menjadi lebih baik lagi dan ada rasa sangat bersyukur karena bisa memilikinya.. apakah itu tanda kalo dia memang benar orang yang Allah takdirkan sebagai jodoh kita? (Karina Dyah Apriliagusra Tauristy, Salatiga)
Jawab:
Menikah adalah perbuatan mulia yang sangat dianjurkan Islam. Dalilnya sebagai berikut:
وَأَنْكِحُوا الْأَيَامَىٰ مِنْكُمْ وَالصَّالِحِينَ مِنْ عِبَادِكُمْ وَإِمَائِكُمْ ۚ إِنْ يَكُونُوا فُقَرَاءَ يُغْنِهِمُ اللَّهُ مِنْ فَضْلِهِ
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya…” [An-Nuur/24: 32].
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا تَزَوَّجَ الْعَبْدُ، فَقَدِ اسْـتَكْمَلَ نِصْفَ الدِّيْـنِ، فَلْيَتَّقِ اللهَ فِيْمَـا بَقِيَ.
“Jika seorang hamba menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya; oleh karena itu hendaklah ia bertakwa kepada Allah untuk separuh yang tersisa.” (HR. Baihaqi)
أَرْبَعٌ مِنْ سُـنَنِ الْمُرْسَلِيْنَ: اَلْحَيَـاءُ، وَالتَّعَطُّرُ، وَالسِّوَاكُ، وَالنِّكَاحُ.
“Ada empat perkara yang termasuk Sunnah para Rasul: rasa-malu, memakai wewangian, bersiwak, dan menikah.” (HR. Tirmidzi)
Jika kita merasa nyaman dengan seseorang, dan ia dianggap lebih shalih dan bisa membimbing, segeralah lamar dia. Tidak ada aib seorang perempuan meminta laki-laki untuk menikahi dirinya seperti Khadijah dengan Rasulullah Saw dan putri Nabi Syuaib dengan Nabi Musa as.
Selama belum menikah, maka ia belum jodoh kita dan belum tentu jodoh kita. Menikah menjadi solusi terbaik untuk menghindari perbuatan dosa. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)