Tanya:
Assalamualaikum
Saya mau bertanya tentang hadits di bawah ini
Ada tiga hal yang menyebabkan terhapusnya seluruh amal, yaitu syirik kepada Allah, durhaka kepada orangtua dan seorang alim yang dipermainkan oleh orang dungu.” (HR. Thabrani)
1.shahihkah hadits diatas
2.apa makna hadits diatas
3.apakah benar durhaka kepada orang tua seluruh amal ibadah seperti pahala sholat, puasa, haji, sedekah akan terhapus? (Okki Arta Dika Sabrian)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Hadis di atas, saya tidak tahu.
Hanya ada beberapa hadis yang hampir mirip yaitu:
عَنْ عُمَرَ رض اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: اَرَأَيْتُمُ الزَّانِيَ وَ السَّارِقَ وَ شَارِبَ اْلخَمْرِ، مَا تَقُوْلُوْنَ فِيْهِمْ؟ قَالُوْا: اَللهُ وَ رَسُوْلُهُ اَعْلَمُ. قَالَ: هُنَّ فَوَاحِشُ وَ فِيْهِنَّ عُقُوْبَةٌ. اَلاَ اُنَبّئُكُمْ بِاَكْبَرِ اْلكَبَائِرِ؟ َاْلاِشْرَاكُ بِاللهِ، ثُمَّ قَرَأَ: وَ مَنْ يُّشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرى اِثْمًا عَظِيْمًا، وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ، ثُمَّ قَرَأَ: اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَ لِوَالِدَيْكَ اِلَيَّ اْلمَصِيْرُ. الطبرانى فى الكبير و رجاله ثقات
Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi Sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pernahkah kamu melihat seorang pezina, pencuri dan peminum khamr, bagaimana pendapatmu tentang mereka itu?”.
Mereka (para shahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Lalu Beliau bersabda, “Itu adalah perbuatan keji dan pelakunya akan memperoleh hukuman.”
Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebesar-besar dosa-dosa?, yaitu, menyekutukan Allah dengan sesuatu. Kemudian beliau membaca ayat (yang artinya),
“Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar”. (Surat An Nisaa’, ayat 48). Dan durhaka kepada kedua orang tua. Lalu beliau membaca ayat (yang artinya),
“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Surat Luqman, ayat 14). (HR Thabrani)
Hadis lain sebagai berikut:
عَنْ اَبِى بَكْرَةَ رض قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلاَ اُنَبِّئُكُمْ بِاَكْبَرِ اْلكَبَائِرِ؟ ثَلاَثًا. قُلْنَا: بَلَى يَا رَسُوْلَ اللهِ. قَالَ: َاْلاِشْرَاكُ بِاللهِ وَ عُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ. وَ كَانَ مُتَّكِئًا فَجَلَسَ، فَقَالَ: اَلاَ وَ قَوْلُ الزُّوْرِ وَ شَهَادَةُ الزُّوْرِ. فَمَا زَالَ يُكَرِّرُهَا حَتَّى قُلْنَا: لَيْتَهُ سَكَتَ. البخارى و مسلم و الترمذى
Dari Abu Bakrah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah Sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah aku beritahukan kepadamu tentang sebesar-besar dosa besar ?”. Beliau mengulanginya tiga kali. Kami menjawab, “Mau ya Rasulullah”.
Beliau Sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mensekutukan Allah dengan sesuatu, dan durhaka kepada kedua orang tua.”
Pada waktu itu beliau dalam keadaan bersandar, kemudian beliau duduk. Lalu bersabda, “Ketahuilah, dan perkataan bohong, serta saksi palsu”. Beliau mengulang-ulang kalimat itu, sehingga (di dalam hati) kami berkata, “Semoga beliau diam.” (HR Bukhari, Muslim dan Tirmidzi)
Durhaka kepada orang tua adalah dosa besar. Mungkin pahala ibadahnya tidak terhapus, hanya dosa yang dia lakukan itu yang teramat besar dan menyebabkan dia akan masuk neraka dengan siksaan yang sangat pedih. Bahkan durhaka kepada orang tua, akan membuat manusia sengsara di dunia sebelum kelak sengsara di akhirat. Maka jangan sekali-kali durhaka kepada orang tua. Itu sangat mengerikan. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)