Tanya:
Bagaimana cara bertaubat dari orang yang di depan baik di belakang ngomongin? (Ahmad Jildaeni, Bandung)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Bertaubat maksudnya adalah menyesali semua perbuatan maksiat kita dan kembali ke jalan yang diridhai Allah.
وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَاِنَّهٗ يَتُوْبُ اِلَى اللّٰهِ مَتَابًا
Artinya: Dan barangsiapa bertobat dan mengerjakan kebajikan, maka sesungguhnya dia bertobat kepada Allah dengan tobat yang sebenar-benarnya. (QS. Al Furqan: 71).
Adapun sikap kita kepada orang lain, maka kedepankan sikap baik sangka atau husnuzhan. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut ini:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيمٌ
“Wahai orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Dan janganlah menggunjing satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Anda tetap berbaik sangka kepadanya. Berbuatlah baik kepada siapapun, kepada orang yang menyukai anda atau orang yang tidak suka dengan Anda. Soal dia berbicara di belakang, itu menjadi urusan dia dengan Allah. Kita tidak boleh menghukumi seseorang dengan sesuatu yang kita sendiri secara pasti tidak mengetahui. Semoa Allah selalu menuntun kita dalam kebenaran dan jalan yang diridhai Allah. amin. wallahu a’lam bishawab.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)
