Tanya:
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
Saya ingin bertanya bagaimana jika dalam sholat berjamaah sang imam ketika dalam ruku dan sujud nya cepat, bukan kah Nabi bersabda bahwa kita harus menyempurnakan sujud. Pertanyaan nya terkadang saya memilih sholat di rumah daripada di mesjid yang dimana imam nya seperti yang saya jelaskan dan imam tersebut adalah imam yang sering mengimami sholat di mesjid tersebut. Terimakasih. Wassalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh. (Ahmad Zaynuddin – Bandung)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Dalam madzhab Syafi’i, tuma’ninah adalah rukun shalat. Yang dimaksud tuma’ninah adalah diam sejenak seukuran bacaan tasbih. Karena ia rukun, maka tidak boleh ditinggalkan. Jika seseorang shalat sementara rukunnya ditinggalkan, maka shalatnya tidak sah.
Dalil terkait tuma’ninah adalah hadis berikut:
‘Pencuri terjelek adalah orang yang mencuri (sesuatu) dari shalatnya.’ Para Shahabat Radhiyallahu anhum bertanya, ‘Wahai Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ! Bagaimana seseorang mencuri sesuatu dari shalatnya ?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ‘Dia tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya.’ (HR. Ahmad)
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَكَبِّرْ ثُمَّ اقْرَأْ مَا تَيَسَّرَ مَعَكَ مِنْ الْقُرْآنِ ثُمَّ ارْكَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ رَاكِعًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَعْتَدِلَ قَائِمًا ثُمَّ اسْجُدْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ سَاجِدًا ثُمَّ ارْفَعْ حَتَّى تَطْمَئِنَّ جَالِسًا ثُمَّ افْعَلْ ذَلِكَ فِي صَلَاتِكَ كُلِّهَا
Jika engkau berdiri hendak melakukan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah ayat al-Qur’an yang mudah bagimu. Setelah itu, ruku’lah sampai engkau benar-benar ruku’ dengan thuma’nînah. Kemudian, bangunlah sampai engkau tegak berdiri, setelah itu, sujudlah sampai engkau benar-benar sujud dengan thuma’nînah. Kemudian, bangunlah sampai engkau benar-benar duduk dengan thuma’nînah. Lakukanlah itu dalam shalatmu seluruhnya (HR. Bukhari)
Juga hadis berikut:
لَا يَنْظُرُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَى صَلَاةِ عَبْدٍ لَا يُقِيمُ فِيهَا صُلْبَهُ بَيْنَ رُكُوعِهَا وَسُجُودِهَا
Allâh Subhanahu wa Ta’ala tidak melihat shalat seorang hamba yang tidak di dalam shalatnya tidak menegakkan tulang punggungnya di antara ruku’ dan sujudnya. (HR. Ahmad)
Juga hadis berikut:
أَنَّ حُذَيْفَةَ بْنَ اليَمَانِ رَأَى رَجُلًا لَا يُتِمُّ رُكُوعَهُ وَلَا سُجُودَهُ فَلَمَّا قَضَى صَلَاتَهُ قَالَ لَهُ حُذَيْفَةُ “مَا صَلَّيْتَ قَالَ وَأَحْسِبُهُ قَالَ لَوْ مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ سُنَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ” –وفي رواية-: وَلَوْ مُتَّ مُتَّ عَلَى غَيْرِ الْفِطْرَةِ الَّتِي فَطَرَ اللَّهُ مُحَمَّدًا صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهَا
Bahwa Hudzaifah bin al-Yamân melihat seorang laki-laki tidak menyempurnakan ruku’ dan sujudnya. Ketika dia sudah menyelesaikan shalatnya, Hudzaifah berkata kepadanya: “Engkau belum mengerjakan shalat”. Perawi berkata, ‘Dan aku mengira Hudzaifah berkata kepadanya, “Jika engkau mati (padahal shalatmu seperti ini), engkau mati tidak di atas sunnah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam ”. Di dalam satu riwayat, “Jika engkau mati (padahal shalatmu seperti ini), engkau mati tidak di atas fithrah yang Allâh jadikan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam di atas fathrah tersebut”. (HR. Bukhari).
Jika ada imam yang tidak tuma’ninah, baiknya anda berjama’ah dengan jamaah lain atau menuju masjid/mushala lain. Hal itu lebih baik bagi Anda. Bagaimanapun, shalat berjama’ah lebih baik dari pada shalat sendirian. Semoga kita selalu menegakkan shalat secara khusyu dengan tetap memperhatikan syarat rukun shalat. Semoga shalat kita diterima ALlah swt. Wallahu a’lam Bishawab.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)