Tanya:
Assalamualaikum.pak ustadz saya mau nanya sedikit sya cerita sya dlu tiggl drmh tth sya dan setelh nikah saya tiggal sama orang tua sndri karena tidak ada siapa2 bpkku skit2an tapi skitnya tdak sembuh2 brobt udh kmna2 udh hnpir 4 tahun setelah pulang dari haji thun 2017 smpe skrg skitan2 stiap kumat ,psti bpk marah2 selalu anak yang di salahin karena saya 7 berswdra yang rmtrkhir ceweknya sya sebagai anak sudh berusha ngobatin bpk kmna2 tpi tidak ada hasilnya stiap brobat kalau tidak sembuh sllu di paido . setiap suami saya pulang bpk sellu ja kumat hebat tengah malam seblm mlm bpk itu sllu di pijitin SM suami saya dri jm 8 mgrib smpe jm 12 mlm …pas tngh mlam jm 2 kumt bngunin suami sya ….ketika suami lgi tdr istrht kdang tidk tega di bngunin klau tidk bngun bpk itu mrh2 ngmong mcm2…yng saya tanyakan sya sbg istri brusha ngebangunin suami trus suami tidk mau krna kcpean tpi bpk sya tidak mngrti kudu hrus di pijitin klau suami aku g bngun2 mrah2 trus sya sbg istri hrus gmna sya bingung di sisi lain itu orgtua sya di dan suami sya …apa yang hrus saya lakukan? (Nurkholipah – Serang)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Sesungguhnya kita diwajibkan untuk selalu berbuat baik kepada orang tua sebagaimana firman Allah berikut:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah lemah dan menyapihnya dalam dua tahun, bersyukurlah kalian kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku lah kalian kembali” [Luqman : 14]
Juga firman Allah berikut:
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَانًا ۖ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهًا وَوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۖ وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْرًا ۚ حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي ۖ إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun, ia berdo’a “Ya Rabb-ku, tunjukilah aku untuk menysukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan supaya aku dapat berbuat amal yang shalih yang Engkau ridlai, berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri” [Al-Ahqaaf : 15]
Juga firman Allah berikut:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Isra: 23).
Orang tua kita yang merawat kita dan membesarkan kita. Jika orang tua sakit, kita diharuskan untuk merawatnya dan mencarikan obat sebatas kemampuan kita.
Orang tua marah-marah, apalagi yang terkena stroke atau penyakit lainnya, itu lumrah dan jangan diambil hati. Semarah-marahnya orang tua, tidak ada bandingannya dengan jasanya kepada kita. Bahkan jika seumur hidup kita berbakti kepadanya, tak akan mampu membalas kebaikan dan jasa orang tua.
Mertua, posisinya sama dengan anak sendiri. Anak menantu juga punya tanggung jawab untuk merawat mertua. Selama anak menantu sanggup, sebaiknya membantu orang tua semaksimal mungkin. Lelah dan capeknya akan menjadi pahala besar di sisi Allah. Lelahnya akan memberikan keberkahan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Tidak mengapa anda membangunkan suami anda. Tentu dengan bahasa yang halus dan meminta maaf terlebih dahulu, agar suami semakin ringan melangkah. Semoga orang tua anda segera disembuhkan dan anda bahagia dunia akhirat bersama keluarga anda. Amin. Wallahu a’lam bishawab.