Salat Sunnah yang Mengiringi Salat Fardhu

Tanya: Assalamualaikum.. Ust saya mau tanya, apa saja macamnya sholat sunnah sehabis sholat Fardhu? Dan cara pelaksanaannya? (Hapsyah – Medan) Jawab: Wa’alaikum salam. Shalat sunnah

Admin

[addtoany]

Tanya:
Assalamualaikum.. Ust saya mau tanya, apa saja macamnya sholat sunnah sehabis sholat Fardhu? Dan cara pelaksanaannya? (Hapsyah – Medan)

Jawab:
Wa’alaikum salam. Shalat sunnah yang mengiringi shalat fardhu disebut dengan shalat rawatib. Shalat rawatib yang dilaksanakan sebelum shalat fardhu disebut dengan shalat qabliyah. Sementara shalat sunnah yang dilaksanakan setelah shalat fardhu disebut dengan shalat bakdiyah.

Shalat sunnah rawatib didasarkan pada hadis Bukhari-Muslim:

كُنَّا بِالْمَدِينَةِ فَإِذَا أَذَّنَ الْمُؤَذِّنُ لِصَلاَةِ الْمَغْرِبِ ابْتَدَرُوا السَّوَارِىَ فَيَرْكَعُونَ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ حَتَّى إِنَّ الرَّجُلَ الْغَرِيبَ لَيَدْخُلُ الْمَسْجِدَ فَيَحْسِبُ أَنَّ الصَّلاَةَ قَدْ صُلِّيَتْ مِنْ كَثْرَةِ مَنْ يُصَلِّيهِمَا

“Dulu ketika kami berada di Madinah, di saat muadzin mengumandangkan adzan Maghrib, mereka langsung saling berlomba untuk melakukan shalat dua rakaat dan dua rakaat. Bahkan kalau ada orang asing masuk masjid, mereka akan menyangka bahwa shalat Maghrib sudah dilaksanakan saking banyaknya orang yang melakukan shalat dua rakaat tersebut” (HR: Muslim)

Ada juga shalat sunnah rawatib sebelum Ashar. Dalam hadis riwayat al-Tirmidzi, orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar akan dirahmati Allah SWT.

Rasulullah SAW mengatakan:

رحم الله امرءا صلى قبل العصر أربعا

“Allah SWT merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar” (HR: al-Tirmidzi)

Shalat empat rakaat maksudnya di sini adalah pengerjaannya dilakukan dua rakaat dua rakaat. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam riwayat lain:

كان النبي صلى الله عليه وسلم يصلى قبل العصر أربع ركعات يفصل بينهن بالتسليم

“Nabi SAW shalat empat rakaat sebelum Ashar dengan dua salam (dua rakaat dua rakaat)” (HR: al-Tirmidzi).

Setelah shalat ashar tidak ada shalat sunnah.

مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

“Barangsiapa menjaga dalam mengerjakan shalat sunnah dua belas rakaat, maka Allah akan membangunkan rumah untuknya di surga, yaitu empat rakaat sebelum zhuhur, dua rakaat setelah zhuhur, dua rakaat setelah maghrib, dua rakaat setelah isya` dan dua rakaat sebelum subuh.” (HR. Tirmizi)

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّي لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلَّا بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Tidaklah seorang muslim mendirikan shalat sunnah ikhlas karena Allah sebanyak dua belas rakaat selain shalat fardhu, melainkan Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah di surga.” (HR. Muslim)

Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma dia berkata:

حَفِظْتُ مِنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ فِي بَيْتِهِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ صَلَاةِ الصُّبْحِ

“Aku menghafal sesuatu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berupa shalat sunnat sepuluh raka’at yaitu; dua raka’at sebelum shalat zuhur, dua raka’at sesudahnya, dua raka’at sesudah shalat maghrib di rumah beliau, dua raka’at sesudah shalat isya’ di rumah beliau, dan dua raka’at sebelum shalat subuh.” (HR. Bukhari)

Dari Abdullah bin Mughaffal Al Muzani dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

بَيْنَ كُلِّ أَذَانَيْنِ صَلَاةٌ قَالَهَا ثَلَاثًا قَالَ فِي الثَّالِثَةِ لِمَنْ شَاءَ

“Di antara setiap dua adzan (azan dan iqamah) itu ada shalat (sunnah).” Beliau mengulanginya hingga tiga kali. Dan pada kali yang ketiga beliau bersabda, “Bagi siapa saja yang mau mengerjakannya.” (HR. Bukhari)

Dari Aisyah radhiallahu anha dia berkata:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ لَا يَدَعُ أَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan shalat sunnat empat rakaat sebelum zuhur dan dua rakaat sebelum shalat subuh”. (HR. Bukhari)

مَنْ حَافَظَ عَلَى أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَأَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ اللَّهُ عَلَى النَّارِ

“Barangsiapa yang menjaga shalat qobliyah Zhuhur sebanyak empat raka’at dan ba’diyah Zhuhur empat raka’at, maka Allah mengharamkan baginya neraka.” (HR. Ahmad)

Dari Ummu Habibah, Rasulullah bersabda;

مَنْ صَلَّى اثْنَتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً فِى يَوْمٍ وَلَيْلَةٍ بُنِىَ لَهُ بِهِنَّ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang mengerjakan dua belas raka’at shalat sunnah rawatib sehari semalam, maka akan dibangunkan baginya suatu rumah di surga.” (HR. Muslim).

Berdasarkan hadis-hadis di atas, sikahkan anda untuk melaksanakan shalat sunnah rawatib baik sebelum atau sesudah shalat fardhu, kecuali bakda subuh dan ashar, maka ia tidak ada shalat sunnah rawatib. Wallahu a’lam. (Ustadz Wahyudi Sarju Abdurrahim, Lc., M.M.)

Related Post