Apakah Muhammadiyah Tidak Mengenal Tasawuf?

Tanya: Apakah Muhammadiyah tidak mengenal ajaran tasawuf? Terima kasiih. (Fiqih Nugra A., Surabaya) Jawab: Wa’alaikum salam Jika tasawuf diartikan sebagai sarana atau jalan atau upaya

Admin

[addtoany]

Tanya:
Apakah Muhammadiyah tidak mengenal ajaran tasawuf? Terima kasiih. (Fiqih Nugra A., Surabaya)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Jika tasawuf diartikan sebagai sarana atau jalan atau upaya untuk mendekatkan diri kepada Allah, maka Muhammadiyah juga bertasawuf. Hanya dalam Muhammadiyah, istilah yang digunakan adalah ihsan.

Terkait ihsan ini disebutkan dalam sebuah hadis sebagai berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَارِزًا يَوْمًا لِلنَّاسِ فَأَتَاهُ جِبْرِيلُ فَقَالَ: مَا الْإِيمَانُ؟ قَالَ: الْإِيمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَبِلِقَائِهِ وَرُسُلِهِ وَتُؤْمِنَ بِالْبَعْثِ. قَالَ: مَا الْإِسْلَامُ؟ قَالَ: الْإِسْلَامُ أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكَ بِهِ وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ وَتُؤَدِّيَ الزَّكَاةَ الْمَفْرُوضَةَ وَتَصُومَ رَمَضَانَ. قَالَ: مَا الْإِحْسَانُ؟ قَالَ: أَنْ تَعْبُدَ اللَّهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ. رواه البخاري

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ’anhu ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam suatu hari keluar menuju khalayak, lalu datanglah Jibril dan ia berkata, ”Apakah iman itu?” Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Iman adalah, Engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, pertemuan dengan-Nya, para rasul-Nya, dan engkau beriman dengan hari kebangkitan.” Jibril pun berkata,”Apakah Islam?” Rasulullah Shalallalahu Alaihi Wasallam bersabda,”Islam adalah, Engkau menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat yang diwajibkan dan melaksanakan puasa Ramadhan.” Jibril pun berkata,”Apakah ihsan?” Rasulullah Shallallahu Alalihi Wasallam bersabda,”Engkau beribadah kepada Allah seaakan akan Engkau melihat-Nya, dan jika engkau tidak melihat-Nya, sesungguhnya Ia melihatmu,” (Riwayat Al Bukhari)

Di Muhammadiyah, wujud dari ihsan ini di antaranya adalah dengan banyak beramal shalih, terutama terkait dengan semangat membantu orang lain dan berwakaf. Banyaknya amal usaha Muhammadiyah adalah bukti sikap ihsan jama’ah Muhammadiyah. Jadi tasawuf di Muhammadiyah adalah suluk (akhlak) yang berorientasi pada dua hal sekaligus yaitu hablun minallah (hubungan dengan Allah) dan hablun minannas (hubungan dengan manusia) dengan wujud amal nyata.

Namun jika yang dimaksud tasawuf adalah tariqah-tariqah sufi, dengan mursyid dan murid, dzikir khusus, amal-amalan khusus, bai’at dengan mursyid, dan lain-lain, maka Muhammadiyah tidak melakukan itu. Wallahu a’lam.

(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)

Related Post