Tanya:
Bagaimana arah kiblat menurut 4 Imam Madzhab. bagaimana masjid dengan arah kiblat yang belum disahihkan oleh ahli falaq/Kemenag? apakah harus disahihkan dulu arah kiblatnya tadz? Sukron. (Alif Ramadhan, Cilacap)
Jawab:
Seluruh ulama sepakat bahwa yang disebut kiblat adalah ka’bah. Jadi ketika dikatakan, shalat harus menghadap kiblat, maka maksudnya adalah menghadap ke ka’bah. Dalilnya sebagai berikut:
وَمِنْ حَيْثُ خَرَجْتَ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ
Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil-Haram. [al-Baqarah/2:149].
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda kepada seseorang yang melakukan shalat dengan buruk:
إِذَا قُمْتَ إِلَى الصَّلَاةِ فَأَسْبِغْ الْوُضُوءَ ثُمَّ اسْتَقْبِلْ الْقِبْلَةَ فَكَبِّرْ
Jika engkau berdiri untuk melakukan shalat, maka sempurnakanlah wudhu`, kemudian menghadaplah kiblat, lalu bertakbirlah! (HR. Bukhari)
Terkait shalat, jika ia melihat ka’bah maka ia wajib menghadap kiblat secara langsung. Jika ia tidak bisa melihat kiblat, maka ke arah kiblat. Saat ini bisa dilihat dengan kompas dan banyak program ponsel pintar bisa menjadi petunjuk.
Kementerian Agama sendiri sudah memberikan ketentuan terkait arah kiblat tersebut, jadi ketentuan dari Kemenag sudah dapat dijadikan panduan. Biasanya ada waktu-waktu tertentu untuk meluruskan arah kiblat. Kesempatan ini bisa digunakan untuk merevisi arah kiblat dengan mengundang ahlinya. Bisa dengan mengajukan pengukuran ke kantor Kemenag. Namun, jika ada wilayah atau masjid yang kiblatnya belum disahkan Kemenag atau ahli falak, tidak mengapa, insya Allah shalatnya tetap sah. Jika kita mengetahui bahwa arah kiblat suatu masjid melenceng, segeralah melapor ke pengurus masjid agar diteruskan kantor Kemenag setempat. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)