Tanya:
Saya baru mengalami musibah sekitar 2 bulan lalu bayi saya meninggal dalam kandungan, saya tau itu akan menjadi tabungan akhirat untuk saya, saya juga tau itu takdir Allah dan mungkin Allah tau yang terbaik untuk saya, saya tau mungkin Allah lebih sayang dengan anak saya, saya juga tau bahwa kita sebagai manusia hanya bisa menerima takdir yang Allah berikan dengan sabar dan ikhlas, namun sampai saat ini saya masih belum menerima kenapa saya ditakdirkan tidak sempat melihat memegang dan menggendong anak saya, padahal saya yang mengandungnya 9 bulan dengan penuh lemah dan letih, kehamilan saya juga cukup berat, saya juga yang paling tidak sabar untuk bertemu anak saya, tapi malah orang lain yang bisa menggendongnya. Saya berpikir mungkin ini hukuman atas dosa dosa saya sewaktu hamil, tetapi kenapa hukumannya seberat ini padahal saya juga rajin berdoa dan beristighfar. saya ingin sekali bisa bertemu dengan anak saya, tapi saya pun tidak tau kapan saya bisa dipertemukan kembali dengan anak saya. apakah ada sesuatu yang bisa menyejukkan hati saya untuk bisa sabar menunggu untuk bertemu anak saya? terima kasih. (Bunga Rachma Maulida – Jakarta Timur)
Jawab:
Wa’alaikum salam. Semua manusia di dunia, pasti mendapatkan ujian. Dengan ujian tersebut, akan terlihat siapakah hamba Allah yang paling bersabar dan seberapa kualitas iman seseorang. Terkait hal ini, Allah berfirman:
أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوْا أَنْ يَقُوْلُوْا آمَنَّا وَهُمْ لاَ يُفْتَنُوْنَ . وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ، فَلَيَعْلَمَنَّ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِيْنَ .
Artinya: “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan mengatakan, “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah benar-benar mengetahui orang-orang yang jujur dan sesungguhnya Dia benar-benar mengetahui orang-orang yang dusta!.” (QS. Al ‘Ankabuut [29] ayat 2 – 3)
أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوْا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِيْنَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ ، مَسَّتْهُمُ الْبَأْسَآءُ
وَالضَّرَّآءُ وَزُلْزِلُوْا حَتَّى يَقُوْلَ الرَّسُوْلُ وَالَّذِيْنَ آمَنُوْا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللّهِ ؛ أَلاَ إِنَّ نَصْــرَ
اللّهِ قَرِيْبٌ .
Artinya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga, padahal belum datang kepadamu (ujian) sebagaimana orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan), sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya, “Bilakah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (QS. Al- Baqarah [2] ayat 214)
Juga firman Allah:
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنْفُسِ وَالثَّـمَرَاتِ ؛
وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ . الَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ . أُوْلـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ، وَأُوْلئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ .
Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan sesung-guhnya kita adalah orang-orang yang kembali kepada-Nya. Mereka itulah yang menda-pat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 155 – 157)
Ketika kita sadar bahwa hidup adalah ujian, maka kita akan lebih tenang dan tenteram. Di balik musibah, selalu ada hikmah di dalamnya. Kadang kita ingin sesuatu, namun hal itu bukan hal terbaik bagi kita. Kadang kita tidak suka sesuatu, namun justru itu lebih baik untuk kita. Allah telah mengatur semua kebaikan untuk hambaNya. dalam al-Quran, Allah berfirman:
وَعَسَىٰٓ أَن تَكْرَهُوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰٓ أَن تُحِبُّوا۟ شَيْـًٔا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَٱللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui,” (QS Al-Baqarah: 216).
Maka sudah seharusnya kita berbaik sangka kepada Allah. Kita serahkan semua urusan kepada Allah. Kita yakin bahwa kehendak Allah, jauh lebih baik dari yang kita perkirakan.
Semoga Allah segera memberikan ganti yang lebih baik. Semoga Allah segera memberikan putra putri yang shalih-shalihah untuk anda dan keluarga. Amin. (Ustadz Wahyudi Sarju Abdurrahim, Lc., M.M.)