Tanya:
Sebegitu hebatnya “ilmu islam” di Timur Tengah, tapi kenapa urusan ukhuwah dan urusan Palestina seperti tak mencerminkan kedigdayaan “ilmu islam” itu…? Apa karena “ilmu islam” di Timur Tengah adalah menara gading?
Jawab:
1. Ada ulama, ada politik. Keduanya kadang berjalan sendiri-sendiri. Peradaban Islam kadang teramat unik. Di masa perang salib dan kedatangan pasukan Tatar ke Timur Tengah, kondisi politik kacau. Khilafah Islamiyah diserang oleh musuh-musuh besar. Bahkan Bagdad sebagai ibukota Khilafah Islamiyah jatuh. Demikian juga di masa Mamalik, di mana sering terjadi kudeta politik. Namun dalam kondisi perang berkepanjangan dan politik yang tidak menentu, banyak ulama besar terlahir di masa tersebut. Sebut saja misalnya, al-Ghazali, Ibnu Taimiyah, Iz Ibnu Abdussalam dan lain sebagainya.
2. Sesungguhnya Timur-Tengah sejak terbunuhnya Khalifah Ali bin Abi Thaib, terpecah menjadi banyak faksi. Namun yang paling berpengaruh dan sering berebut kekuasaan hingga pertumpahan darah dan peperangan ada tiga kelompok, yaitu Ahli Sunnah, Syiah dan Khawariz. Tiga kelompok ini masih eksis dan terus berebut pengaruh politik hingga saat ini.
3. Ahli sunnah diwakili oleh sebagian besar Negara Timur-Tengah seperti Mesir, Saudi, Qatar, Bahrain dan Kuait dan lain sebagainya. Negara Syiah diwakili oleh Iran dan Irak. Sementara Khwarij diwakili oleh kelompok Islam radikal seperti ISIS, Jamaah Islamiyah, Jamaah Hijrah wa Takfir, Ansar baitul Maqdis dan lain sebagainya. Cara memahami nas dan berinteraksi dengan sesama muslim, mereka mirip dengan khawarij. Oleh karena itu, mereka sering disebut sebagai khawarijul asri atau neo khawarijme (selengkapnya bisa dilihat dari buku 5 jilid, khawarijul Asri karya tim yang dipimpin oleh Dr. Ali Jumah).
4. Perlu diingat pula, bahwa di sebagian wilayah Timur Tengah, jumlah syiah sangat besar, meski secara politik yang menguasai adalah sunni, seperti halnya di Bahrain, Qatar dan Kuait. Bias jadi, jumlah mereka melebihi 50 persen dari seluruh penduduk asli. Saudi sebelah timur, Yaman, Kuat dan Lebanon, jumlah pendudik syiahnya juga sangat besar.
5. Konflik yang terjadi di Timur Tengah sesungguhnya adalah konflik berebut kue politik dari tiga kelompok tadi. Saudi membantu pemerintah Yaman yang sunni, karena tidak ingin adanya kebangkitan dan mencegah berkuasanya Syiah Hautsi. Jika Syiah di Yaman bias menguasai politik, bukan tidak mungkin akan menimbulkan kebangkitan syiah di Timur Saudi. Apalagi memang Saudi bagian timur, syiah menjadi sekte mayoritas.
6. Syiah di Irak mencapai 60 persen. Saddam Husain meski dictator dibela mati-matian oleh rakyatnya yang sunni karena mereka tau bahwa jika saddam jatuh, maka yang akan berkuasa di Irak adalah Syiah. Sayangnya dunia Arab yang sunni, turut mendukung infasi Amerika beserta sekutu untuk menumbangkan Saddam Husain. Akibatnya saat ini, Syiah berkuasa di Irak.
7. Kekuasaan Syiah di Irak inilah sesungguhnya yang turut andil dalam kebangkitan Syiah-syiah di tempat lain di timur tengah seperti di Yaman, Qatar, bahrain dan Suria. Sejak Syiah berkuasa di Irak, mereka berani unjuk gigi dan mendemo pemerintah. Jadi, pemerintah timur tengah yang sunni, sesungguhnya juga punya andil bagi kebnagkitan Syiah di Timur Tengah. Saat ini, mereka sedang menikmati buah yang mereka tanam sendiri.
8. Dalam kondisi dunia global yang tidak menentu dan sering menyudutkan umat Islam, ditambah lagi dengan dukungan pemerintah muslim terhadap sikap arogansi Amerika beserta sekutu, memnjadikan ideology khawarij berkembang pesat dan mendapatkan banyak dukungan dari warga. Mereka jenuh terhadap pemerintahannya sendiri. Pada akhirnya, mereka menganggap kafir pemerintah dan orang yang sepaham dengan pemerintah. Karena kafir, maka mereka ini harus diperangi. Merekapun menyusun kekuatan dan bahkan sempat berhasil menguasai wilayah suria daerah timur suriah dan sebagian wilayah Irak.
9. Sementara itu, secara eksternal, timur tengah menjadi rebutan Negara-negara besar. Dulu sebelum unisoviet runtuh, timur tengah terbelah menjadi dua blok, yaitu pendukung blok timur (Unisoviet) seperti Mesir, yaman, Irak, Suria, Sudah, Libia dan Blok Barat seperti Saudi, Kuait, Bahrain dan lainnya. namun pada tahun 80-an, banyak terjadi perubahan peta politik. Mesir dan Yaman berbelok ke Amerika. Lalu muncul Negara-negara ngeyel yang selalu menentang Barat, yaitu Irak, Libia, Suria dan Sudan. Lantas AS berusaha kuat untuk menggulingkan Negara-negara tersebut. Sudan, Irak dan Libia diembargo. Namun ternyata Negara-negara itu sangat kuat. Hingga ahirnya AS melakukan makar politik dan berhasil menjatuhkan saddam Husain dengan bantuan dari Negara-negara Teluk. Tinggal Libia dan suria. Lalu AS dan Israel berusaha membuat peta baru yang disebut dengan Timur Tengah Raya. Seluruh Negara timur tengah harus tunduk pada AS. Maka terjadilah huru hara di Timur tengah yang tidak lepas dari makar politik Barat. Libia berhasil ditundukan dengan dibunuhnya Kadafi. AS selalu mendukung separatis sudah selatan dan pada akirnya sudah berhasil dipecah dua. Milisi khawarij suria dipersenjatai dan diadu untuk melawan Asad. Akibatnya Timur Tengah kacau balau. Terjadi perang saudara berkepanjangan.
10. Melihat hal ini, Rusia tidak mau tinggal diam. Rusia tidak mau bahwa pengaruhnya di timur tengah hilang begitu saja. Benteng terahir Rusia adalah suriah dan Iran. Maka dengan berkoalisi dengan Iran, Rusia membela mati-matian presiden Basar Asad baik secara langsung melalui pengiriman senjata atau melalui DK PBB.
11. Yang terjadi di Timur tengah sesungguhnya adalah perang yang sangat kompleks. Perang antar sesama faksi islam dari golongan syiah, sunni dan khawarij, dan juga kepentingan politik global yang terbagi menjadi dua blok, Barat dan Timur.
12. Jadi, menilai politik timur tengah, tidak sesimpel yang kita bayangkan. Banyak kepentingan yang bermain. Tidak jarang para ulama juga terlibat dalam urusan politik tersebut sehingga antar mereka terjadi perseteruan dan saling membela kepentingan politik masing-masing.
13. Meski demikian, banyak juga ulama yang masih konsisten dengan perdamaian. Al-Azhar sendiri beberapa kali mengadakan konferensi internasional untuk mendamaikan berbagai kelompok yang bertikau itu dan merusaha menawarkan jalan tengah agar tidak terjadi konflik yang berkepanjangan.
14. Jadi, jangan salahkan ulama dan jangan dianggap bahwa para ulama berpangku atas konflik di timur tengah. Jangan pula menganggap bahwa keilmuan di timur tengah bagai menara gading yang tidak bisa membumi. Justru kita patut memberikan apresiasi luar biasa kepada para ulama tersebut, karena tetap bisa konsisten untuk konsentrasi di bidang keilmuan, meski kondisi social politik hancur berantakan. Mereka masih ada dan hadir di tengah-tengah umat untuk memberikan solusi alternatif terhadap persoalan umat. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)
Infak untuk pengembangan aplikasi Tanya Jawab Agama: Bank BNI Syariah No. Rekening 0506685897 a.n Muhamad Muflih.
Wakaf untuk pembangunan Pesantren Almuflihun: Bank BNI No. Rekening 0425335810 a.n Yayasan Al Muflihun Temanggung.
Konfirmasi transfer +628981649868 (SMS/WA)