Tanya:
Assalamualaikum ustadz, saya setiap bekerja di suatu tempat selalu sepi dan hampir mata usaha di tempat saya bekerja itu,, contohnya seperti ini ustadz, saya bekerja di tempat 1 awal2 usahanya tersebut ramai tapi lama kelamaan sepi dan makin sepi,, terus saya bekerja di tempat 2 awal2 Ramai terus lama kelamaan sepi dan makin sepi lagi,, apa yang menyebabkan seperti itu ustadz, apakah karena rezeki saya sempit makanya jadinya berpengaruh di tempat saya bekerja dan adalah dosa saya yang menghambat rezeki saya dan orang orang sekitar,, mohon penjelasannya ustadz? (Abdu Rahman – Aceh)
Jawab:
Wa’alaikum salam. Berdagang atau mencari penghidupan dengan usaha mandiri, adalah sesuatu yang sangat dianjurkan agama dan mendapatkan pahala yang sangat besar. Terkait hal ini, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ , فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 9-10)
Ayat di atas menjelaskan bahwa jika sedang bekerja dan waktunya shalat jumat (waktu ibadah) datang, maka bersegeralah beribadah. Namun setelah itu, segeralah bertebaran kembali ke tempat kerjanya masing-masing. Namun jangan lupa untuk selalu mengingat Allah.
Kenapa harus mengingat Allah, karena kita masih mendapatkan kesempatan dan kesehatan untuk bisa berdagang. Dalam berdagang, juga selalu berinteraksi dengan banyak orang sehingga sangat mungkin untuk berlaku curang. Dalam berdagang, juga kadang-kadang rugi, maka dengan mengingat Allah, kita akan tenang dan nyaman.
Dagang dan usaha kita, kita jalankan sebagai bagian ibadah kepada Allah. Dagang kita, murni karena perintah Allah agar kita mencari rezeki dan karunia-Nya. Adapaun rezeki yang akan kita terima, adalah hak Allah. Bisa jadi mendapatkan hari ini, bisa jadi ditunda esok hari. Hanya Allah telah berjanji bahwa kita tetap akan diberi rezeki. Maka jangan khawatir. Terkait jaminan rezeki Allah ini, Allah berfirman:
اللَّهُ الَّذِي خَلَقَكُمْ ثُمَّ رَزَقَكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يُحْيِيكُمْ ۖ هَلْ مِنْ شُرَكَائِكُمْ مَنْ يَفْعَلُ مِنْ ذَٰلِكُمْ مِنْ شَيْءٍ ۚ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Allah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezeki, kemudian mematikanmu, lalu menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara mereka yang kamu sekutukan dengan Allah itu ada yang mampu berbuat sesuatu yang demikian itu? Mahasuci Dia dan Maha tinggi dari apa yang mereka persekutukan. – (Q.S Ar-Rum: 40)
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا وَيَعْلَمُ مُسْتَقَرَّهَا وَمُسْتَوْدَعَهَا ۚ كُلٌّ فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan tidak ada satupun makhluk bergerak (bernyawa) di muka bumi melainkan semuanya telah dijamin rezekinya oleh Allah. Dia mengetahui tempat kediaman dan tempat penyimpanannya. Semua itu (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). – (Q.S Hud: 6)
Seberapa banyak rezeki kita, sesungguhnya telah dituliskan oleh Allah sebagaimana sabda Nabi berikut:
إِنَّ أَوَّلَ مَا خَلَقَ اللَّهُ الْقَلَمَ فَقَالَ اكْتُبْ. فَقَالَ مَا أَكْتُبُ قَالَ اكْتُبِ الْقَدَرَ مَا كَانَ وَمَا هُوَ كَائِنٌ إِلَى الأَبَدِ
“Sesungguhnya awal yang Allah ciptakan (setelah ‘arsy, air dan angin) adalah qalam (pena), kemudian Allah berfirman, “Tulislah”. Pena berkata, “Apa yang harus aku tulis”. Allah berfirman, “Tulislah takdir berbagai kejadian dan yang terjadi selamanya.” (HR. Tirmidzi).
Meski demikian, ada beberapa doa agar kita dimudahkan untuk menggapai rezeki, di antaranya adalah dengan mendekatkan diri kepada Allah (banyak shalat dan mengaji) dan juga banyak membaca istigfar (astagfirullahal adzhim), banyak membaca tasbih (subhanallah walhamdulillah wala ilaha illallah wallahu akbar). Jumlahnya berapa? Sebanyak-banyaknya. Dalam setiap waktu, bacalah doa di atas. Insyaallah rezki akan dimudahkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah berikut:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (10) يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (11) وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (12)
“Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS. Nuh: 10-12)
Hasan Al Bashri ra pernah berkata:
أَنَّ رَجُلًا شَكَى إِلَيْهِ الْجَدْب فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر الْفَقْر فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر جَفَاف بُسْتَانه فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، وَشَكَى إِلَيْهِ آخَر عَدَم الْوَلَد فَقَالَ اِسْتَغْفِرْ اللَّه ، ثُمَّ تَلَا عَلَيْهِمْ هَذِهِ الْآيَة
“Sesungguhnya seseorang pernah mengadukan kepada Al Hasan tentang musim paceklik yang terjadi. Lalu Al Hasan menasehatkan, “Beristigfarlah (mohon ampunlah) kepada Allah”.
فَلَوْلَآ أَنَّهُۥ كَانَ مِنَ ٱلْمُسَبِّحِينَ ()لَلَبِثَ فِى بَطْنِهِۦٓ إِلَىٰ يَوْمِ يُبْعَثُونَ
Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang bertasbih () Niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit (QS. Ash-Shafat:144-145).
Semoga bapak dimudahkan urusannya, dilapangkan rezekinya dan selalu mendapatkan barakah. Amin. Wallahu a’lam. (Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)