Hukum Menyemir Rambut dengan Warna Hitam

Tanya: Bagaimana hukum menyemir rambut dg warna hitam karena terpaksa? (Sukma, Papua) Jawab: Wa’alaikum salam Prinsip awal hukum menyemir rambut sesungguhnya dibolehkan. Kecuali semir yang

Admin

[addtoany]

Tanya:
Bagaimana hukum menyemir rambut dg warna hitam karena terpaksa? (Sukma, Papua)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Prinsip awal hukum menyemir rambut sesungguhnya dibolehkan. Kecuali semir yang berwarna hitam, di sini terjadi khilaf antar ulama, ada yang membolehkan, makruh hingga mengharamkan.

Dalil yang dijadikan pijakan adalah sabda nabi Muhammad saw berikut ini:

غَيِّرُوا هَذَا بِشَيْءٍ وَاجْتَنِبُوا السَّوَادَ

“Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam.” (HR. Muslim).

يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِي آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ لَا يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ

“Pada akhir zaman nanti akan muncul suatu kaum yang bersemir dengan warna hitam seperti tembolok merpati. Mereka itu tidak akan mencium bau surga.” (HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Hibban dan Al Hakim).

دَخَلْتُ أَنَا وَأَخِي رَافِعٌ عَلَى أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ عُمَرَ ، وَأَنَا مَخْضُوبٌ بِالْحِنَّاءِ ، وَأَخِي مَخْضُوبٌ بِالصُّفْرَةِ ، فَقَال عُمَرُ : هَذَا خِضَابُ الإِْسْلاَمِ . وَقَال لأَِخِي رَافِعٍ : هَذَا خِضَابُ الإِْيمَانِ

“Aku dan saudaraku Rofi’ pernah menemui Amirul Mu’minin ‘Umar (bin Khaththab). Aku sendiri menyemir ubanku dengan hinaa’ (pacar). Saudaraku menyemirnya dengan warna kuning. ‘Umar lalu berkata: Inilah semiran Islam. ‘Umar pun berkata pada saudaraku Rofi’: Ini adalah semiran iman.” (HR. Ahmad)

كَانَ خِضَابُنَا مَعَ رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْوَرْسَ وَالزَّعْفَرَانَ

“Dulu kami menyemir uban kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan wars dan za’faron”. (HR. Ahmad dan Al Bazzar)

إِنَّ أَحْسَنَ مَا غَيَّرْتُمْ بِهِ الشَّيْبَ الْحِنَّاءُ وَالْكَتَمُ

“Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban adalah hinna’ (pacar) dan katm (inai).” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasa’i.

Hanya saja, penyemiran rambut tadi dikembalikan kepada niat masing-masing. Jika niatnya adalah untuk ria dan agar dipuji orang maka hukumnya haram. Apalagi banyak yang menyemir rambutnya warna-warni guna menarik perhatian orang. Tentu sikap seperti ini diharamkan
Terkait niat, rasulullah saw bersabda:

عَنْ أَمِيرِ الْمُؤْمِنِينَ أَبِي حَفْصٍ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ قَالَ: سَمِعْت رَسُولَ اللَّهِ يَقُولُ: “إنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ فَهِجْرَتُهُ إلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيبُهَا أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ إلَى مَا هَاجَرَ إلَيْهِ”

Daripada Amirul Mu’minin Abu Hafs, Umar bin Al-Khattab Radhiallahu’anhu, katanya: “Aku mendengar Rasulullah Sallallahu’alaihiwasallam bersabda: ‘Bahawasanya segala amalan itu adalah dengan niat, dan setiap orang mendapat (pahala) berdasarkan apa yang dia niatkan. Sesiapa yang berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu adalah bagi Allah dan Rasul-Nya. Sesiapa yang berhijrah kerana dunia yang dia ingin memperolehinya atau kerana seorang perempuan yang dia ingin menikahinya, maka hijrahnya itu adalah kepada apa yang dia niatkan.’” ((HR. Bukhari dan Muslim).

Namun jika niatnya baik, dan tidak untuk ria, maka ia dibolehkan. Wallahu a’lam.

(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)

===
Sisihkan sebagian harta untuk membangun istana Anda di surga dengan berwakaf untuk Pondok pesantren Almuflihun  ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +20112000489 atau +628981649868 (WA)

Related Post