Tanya:
Yang harus dipelajari, ilmu dulu atau adab dulu?
Jawab:
Wa’alaikum salam
Para ulama berpendapat bahwa yang pertama kita pelajari, terkait adab. Baru kemudian ilmu lainnya.
Nabi Muhammad saw diutus untuk menyempurnakan akhlak. Lihatlah firman Allah berikut ini:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
“Sungguh engkau (Muhammad) berada di atas tataran akhlak yang tinggi, agung.” (Al Qur’an, Al-Qalam 68:4)
Perhatikan sabda Rasulullah saw berikut ini:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).” (HR. al-Imam Ahmad)
Perhatikan perkataan para ulama berikut ini:
قال الإمام عبدالله بن المبارك-رحمه الله-:«طلبتُ الأدبَ ثلاثين سنةً , وطلبت العلمَ عشرين سنة-وكانوا يطلبون الأدبَ قبلَ العلم-،كاد الأدبُ يكونُ ثُلُثَي العلم
Berkata Imam Abdullah bin Mubarak ra., “Saya belajar sopan santun selama tiga puluh tahun dan mencari ilmu selama dua puluh tahun. (Mereka belajar sopan santun sebelum belajar ilmu. Sopan santun menjadi dua pertiga dari ilmu
و…أَشرفَ الإمامُ الليث بن سعد-رحمه الله-على أصحاب الحديثِ ، فرأى منهم شيئاً! فقال: « ما هذا ؟! أنتم إلى يَسيرٍ مِن الأدب أَحوجُ منكم إلى كثيرٍ من العلم».
Suatu kali, Imam Laits melihat para santrinya melakukan sesuatu. Beliau lalu berkata, “Apa ini? Kalian lebih membutuhkan sopan santun meski sedikit, dibandingkan dengan banyaknya ilmu”.
وقال الإمامُ عبد الله بن وَهْب -رحمه الله-:«ما تعلَّمناهُ مِن أدبِ مالكٍٍ أكثرُ ممّا تعلّمناه مِن علمِه».
Imam Abdullah bin Wahab ra berkata, “Apa yang kami pelajari dari tata kramanya Imam Malik, jauh lebih banyak daripada apa yang kemi pelajari dari ilmunya”.
وقال الإمام سفيان بن سعيد الثوري-رحمه الله-: «كانوا لا يُخرجون أبناءَهم لطلب العلم حتى يتأدَّبوا
Berkata Imam Sufyan bin Said Ats-Tsauri ra berkata, “Mereka tidak akan mengizinkan anaknya untuk mencari ilmu sebelum mereka punya etika baik.
وقال الإمام محمد بن سيرين -رحمه الله-:«كانوا يتعلّمون الهَدْيَ كما يتعلَّمون العلمَ».
Imam Muhammad bin Sirin ra berkata, “Mereka belajar hidayah sebagaimana mereka belajar ilmu”.
وقال الحافظُ أبو زكريا يحيى بن محمد العنبري -رحمه الله- :«عِلمٌ بلا أدب كَنارٍ بلا حَطَب ، وأدبٌ بلا عِلم كجِسم بلا رُوح».
Al-Hafidz Abu Zakaria bin Muhammad al-Anbari ra berkata, “Ilmu tanpa etika bagaikan api tanpa kayu. Etika tanpa ilmu bagaikan jasad tanpa ruh”.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)
Infak untuk pengembangan website dan aplikasi Tanya Jawab Agama: Bank BNI Syariah No. Rekening 0506685897 a.n Muhamad Muflih.
Wakaf untuk pembangunan Pesantren Almuflihun: Bank BNI No. Rekening 0425335810 a.n Yayasan Al Muflihun Temanggung.
Konfirmasi transfer +628981649868 (SMS/WA)