Tanya:
Assalamualaikum warahmatullahi wabawakatuh ustad Saya ingin bertanya perihal bencana. Sebelumnya saya telah membaca Fikih Kebencanaan ,namun ada yang perlu saya tanyakan.
1. Apakah azab Allah kepda Manusia yang ingkar itu diturunkan dalam bentuk bencana?
2. Jika banjir,longsor adalah karena ulah dan kesalahan manusia, namun bagaimana dengan tsunami dan gempa bumi yang tidak ada campur tangan manusia?
3. Bagaimana meyakinkan masyarakat bahwa bencana itu bukan karena konsekuensi magis dari dosa manusia , karena menurut masyarakat itu semua karena tuhan? (Delfian Thanta – Bolaang Mongondow)
Jawab:
Waalaikum salam. Mengenai hakikat bencana dalam islam, maka Kami sampaikan sebagai berikut:
1. Allah akan mengadzab semua manusia yang ingkar. Azab ini, bisa jadi langsung di dunia sebelum akhirat, atau di akhirat saja, sementara di dunia mereka mendapatkan kenikmatan dunia. Terkait azab dunia sebelum akhirat disebutkan dalam ayat berikut:
أَلَمۡ نُهۡلِكِ ٱلۡأَوَّلِينَ ثُمَّ نُتۡبِعُهُمُ ٱلۡأٓخِرِينَ كَذَٰلِكَ نَفۡعَلُ بِٱلۡمُجۡرِمِينَ وَيۡلٞ يَوۡمَئِذٖ لِّلۡمُكَذِّبِينَ
Bukankah Kami telah membinasakan orang-orang dulu? Lalu Kami mengikutkan bersama mereka (dengan mengazab) orang-orang yang datang belakangan? Demikianlah Kami bertindak para pendosa. Kecelakaan besarlah pada hari itu bagi para pendusta (QS al-Mursalat [77]: 16-19).
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِنْ كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat-nikmat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat. ( QS. An-Nahl: 112)
وَلَقَدْ جَاءَهُمْ رَسُولٌ مِنْهُمْ فَكَذَّبُوهُ فَأَخَذَهُمُ الْعَذَابُ وَهُمْ ظَالِمُونَ
Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka seorang rasul dari mereka sendiri, tetapi mereka mendustakannya; karena itu mereka dimusnahkan azab dan mereka adalah orang-orang yang zalim. (QS. An-Nahl: 112)
Adapun azab akhirat, disebutkan dalam firman Allah berikut:
مَتَاعٌ قَلِيلٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ
(Itu adalah) kesenangan yang sedikit, dan bagi mereka azab yang pedih. (QS. AN-Nahl: 117)
وَمَنْ كَانَ فِي هَٰذِهِ أَعْمَىٰ فَهُوَ فِي الْآخِرَةِ أَعْمَىٰ وَأَضَلُّ سَبِيلًا
Dan barangsiapa yang buta (hatinya) di dunia ini, niscaya di akhirat (nanti) ia akan lebih buta (pula) dan lebih tersesat dari jalan (yang benar). (QS. Al-Isra: 72)
فَاخْتَلَفَ الْأَحْزَابُ مِنْ بَيْنِهِمْ ۖ فَوَيْلٌ لِلَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ مَشْهَدِ يَوْمٍ عَظِيمٍ
Maka berselisihlah golongan-golongan (yang ada) di antara mereka. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang kafir pada waktu menyaksikan hari yang besar. (QS. Maryam: 37)
Jadi, azab Allah di dunia kepada orang yang ingkar, bisa dalam bentuk bencana atau lainnya. Dalam al-Quran sangat banyak terkait cerita seperti ini, semisal cerita kaum ‘Ad, Tsamud, Fir’aun dan lain sebagainya. Mereka disiksa dan diberikan bencana di dunia, sebelum kelak di akhirat juga akan disiksa.
2. Bencana di dunia, belum tentu merupakan perbuatan dosa. Memang kebanyakan bencana, karena ulah manusia seperti banyak penebangan pohon yang mengakibatkan banjir, buang sampah di sungai yang menyebabkan banjir dan lainnya. Hal ini sebagaimana firman dalam surah Ar-Ruum ayat 41-42 yang berbunyi:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
قُلْ سِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِينَ مِن قَبْلُ ۚ كَانَ أَكْثَرُهُم مُّشْرِكِينَ
Artinya: “Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (QS. Ar-rum: 41-42)
Namun tidak semua bencana akibat dosa manusia. Bisa saja, bencana itu karena fenomena alam. Maka jangan memberikan klaim bahwa bencana pasti terkait dengan maksiat.
3. Semua bencana, baik akibat ulah manusia atau murni fenomena alam, merupakan kehendak Tuhan. Semua kejadian yang ada di alam raya ini, adalah kehendak Tuhan. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut:
مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۗ وَمَن يُؤْمِنۢ بِٱللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُۥ ۚ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Jadi, bencana apapun, merupakan kehendak Allah. Bagi seorang mukmin, ia akan dijadikan sebagai muhasabah dan ujian ketakwaan, apakah bersabar atau ingkar. Bagi orang kafir, juga sebagai peringatan, apakah tetap ingkar, atau akan kembali ke jalan Allah dengan bertaubat. Maka ketika ada bencana, hendaklah kita beristirja dengan mengucapkan innalillahi wa inna ilaihi raji’un sebagaimana firman Allah berikut:
وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ,.الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.” (QS. al-Baqarah: 154 – 155)
Semoga kita menjadi hamba Allah yang selalu beryukur, bersabar dan bertakwa. Semoga kita selalu menjadikan ujian Allah sebagai penambah iman kita kepada-Nya. Amin. Wallahu a’lam bishawab. (Ustadz Wahyudi Sarju Abdurrahim, Lc., M.M.)
=============
Saat ini sedang merintis pembangunan Pesantren Modern Al-Muflihun. Bagi yang ingin wakaf tunai, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +201000304569