Tanya:
- Pasnya, di mana letak tempat (daerah, negara) yang di dalam QS al Kahfi disebut sebagai Tempat Terbit Matahari. Ini ayat terkait dengan kisah Dzulkarnain
- Apakah “Dzulkarnain” itu nama sebenarnya, atau julukan?
(M. Busiri, Pangkalan)
Jawab:
Terkait kisah Dzul Qarnain ini terdapat dalam surat Al Kahfi sebagaimana berikut ini:
(83). وَيَسْأَلُونَكَ عَنْ ذِي الْقَرْنَيْنِ ۖقُلْ سَأَتْلُو عَلَيْكُمْ مِنْهُ ذِكْرًا
Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain. Katakanlah: “Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya”.
(84). إِنَّا مَكَّنَّا لَهُ فِي الْأَرْضِ وَآتَيْنَاهُ مِنْ كُلِّ شَيْءٍ سَبَبًا
Sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan Kami telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
(85). فَأَتْبَعَ سَبَبًا
Maka diapun menempuh suatu jalan.
(86). حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِي عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ۗقُلْنَا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِمَّا أَنْ تُعَذِّبَ وَإِمَّا أَنْ تَتَّخِذَ فِيهِمْ حُسْنًا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan dia mendapati di situ segolongan umat. Kami berkata: “Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa atau boleh berbuat kebaikan terhadap mereka”.
(87). قَالَ أَمَّا مَنْ ظَلَمَ فَسَوْفَ نُعَذِّبُهُ ثُمَّ يُرَدُّ إِلَىٰ رَبِّهِ فَيُعَذِّبُهُ عَذَابًا نُكْرًا
Berkata Dzulqarnain: “Adapun orang yang aniaya, maka kami kelak akan mengazabnya, kemudian dia dikembalikan kepada Tuhannya, lalu Tuhan mengazabnya dengan azab yang tidak ada taranya.
(88). وَأَمَّا مَنْ آمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُ جَزَاءً الْحُسْنَىٰ ۖوَسَنَقُولُ لَهُ مِنْ أَمْرِنَا يُسْرًا
Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka baginya pahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami titahkan kepadanya (perintah) yang mudah dari perintah-perintah kami”.
(89). ثُمَّ أَتْبَعَ سَبَبًا
Kemudian dia menempuh jalan (yang lain).
(90). حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ مَطْلِعَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَطْلُعُ عَلَىٰ قَوْمٍ لَمْ نَجْعَلْ لَهُمْ مِنْ دُونِهَا سِتْرًا
Hingga apabila dia telah sampai ke tempat terbit matahari (sebelah Timur) dia mendapati matahari itu menyinari segolongan umat yang Kami tidak menjadikan bagi mereka sesuatu yang melindunginya dari (cahaya) matahari itu,
Hanya dalam ayat ini tidak disebutkan dimana letak kawasan “tempat terbitatahari” itu. Imam Razi dalam tafsirnya menyebutkan itu daerah Tiongkok.
Adapun siapa Dzulqarnain, juga tidak disebutkan keterangannya baik dalam Al Qur’an atau assunnah. Para ulama berbeda pendapat terkait Dzulqarnain ini. Namun kebanyakan berpendapat bahwa Dzulqarnain ini julukan raja, hanya raja siapa? Ada yang mengatakan bahwa ia adalah Alexander agung. Ada yang mengatakan ia salah satu raja kerajaan Humair, ada juga yang berpendapat ia salah satu raja Persia.
Hal terpenting sesungguhnya bukan pada tempat dan siapa rajanya, namun kandungan dan substansi ayat itu bahwa seorang pemimpin haruslah yang shalih dan bertakwa kepada Allah. Seorang pemimpin juga harus selalu memperhatikan kepentingan rakyat. Pemimpin yang demikian, akan mendapatkan perlindungan dan naungan Allah. Bahkan kelak akan masuk surga tanpa hisab sebagaimana hadis berikut:
: سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ إِمَامٌ عَادِلٌ وَشَابٌّ نَشَأَ فِي عِبَادَةِ اللَّهِ وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فِي خَلَاءٍ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسْجِدِ وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللَّهِ وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ إِلَى نَفْسِهَا قَالَ إِنِّي أَخَافُ اللَّهَ وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا صَنَعَتْ يَمِينُهُ “.
”Ada tujuh golongan yang Allah beri naungan pada hari kiamat di bawah naungan-Nya dimana tidak ada naungan kecuali naungan-Nya: seorang pemimpin yang adil, seorang pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, seorang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri lalu berlinang air matanya, seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, dua orang yang saling mencintai karena Allah, seorang lelaki yang dirayu oleh seorang wanita berkedudukan dan berparas cantik lalu ia berkata: sesungguhnya aku takut kepada Allah, seorang yang bersedekah lalu dia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang dikerjakan oleh tangan kanannya.” (HR. Bukhari).
Wallahu a’lam.