Tanya:
Assalamu’alaikum, ustat sya ingin bertanya bagaimana cara menghargai seseorang yang berbeda pendapat ,trmksih. Wasallamualaikumwarrohmattullohiwabarokatuh
Jawab:
Wa’alaikum salam
Perbedaan adalah sunatullah. Dengan perbedaan ini, manusia saling tukar pikiran dan saling memberi masukan. Perbedaan menjadi indah manakala dapat ditata secara rapi. Jika di dunia semua jadi petani, maka siapa yang akan membeli barang dagangan petani? Jika di dunia semu pedagang, siapa yang akan membuat barang dagangannya?
Maka semua bergerak sesuai profesinya masing-masing dan saling melengkapi.
Begitu pula perbedaan dalam pemikiran. Maka kita harus menyadari bahwa perbedaan adalah lumrah. Dengan demikian kita akan berlapang dada manakala menghadapi orang yang berbeda dengan kita. Kita hormati perbedaan pandangan dengan tidak mencela atau merendahkannya.
Terkatit sunatullah mengenai perbedaan ini sesuai dengan firman Allah berikut:
وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦ خَلْقُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَٰفُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَٰنِكُمْ ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّلْعَٰللِمِينَ
Di antara tanda-tanda-Nya yang agung yang menunjukkan kekuasaan-Nya dan keesaan-Nya, yaitu penciptaan langit dan bumi, juga perbedaan bahasa dan kulit kalian. Sesungguhnya di dalam hal itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi orang yang berilmu dan mempunyai mata hati. (QS. Ar-Rum: 22)
Jika perbedaan dengan agama lain, bisa juga dengan berdialog bersama mereka. Dialog pun harus dipilih dengan bahasa yang terbaik. Bukan debat kusir yang hanya akan menimbulkan permusuhan. Perintah dialog dengan cara yang baik tercantum dalam firman Allah berikut ini:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS. An Nahl: 125).
وَلَا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلَّا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik” (QS. Al ‘Ankabut: 46).
Bahkan kita dilarang untuk menghina dan mengumpat sesembahan agama lain sebagaimana firman allah berikut:
وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan” (QS. Al An’am: 108).
Dengan tidak mengumpat dan merendahkan mereka, maka kita sama saja dengan menghormati diri sendiri. Jika kita menghormati mereka, mereka juga akan menghormati diri kita. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)
Infak untuk pengembangan website dan aplikasi Tanya Jawab Agama: Bank BNI Syariah No. Rekening 0506685897 a.n Muhamad Muflih.
Wakaf untuk pembangunan Pesantren Almuflihun: Bank BNI No. Rekening 0425335810 a.n Yayasan Al Muflihun Temanggung.
Konfirmasi transfer +628981649868 (SMS/WA)