Suami Menanyakan Uang yang Telah Diberikan Kepada Istri

Tanya: Assalamu’alaikum ustadz izin bertanya, apakah hukumnya jika suami menanyakan uang yang telah di berikan kepada istri? Terima kasih sebelumnya wassalamuallaikum wr. Wb (Desty Rahayu,

Admin

[addtoany]

Bisnis Aplikasi Online

Tanya:
Assalamu’alaikum ustadz izin bertanya, apakah hukumnya jika suami menanyakan uang yang telah di berikan kepada istri? Terima kasih sebelumnya wassalamuallaikum wr. Wb (Desty Rahayu, Ciamis)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Seorang suami wajib memberikan nafkah kepada istrinya sebagaimana firman Allah berikut ini:

لِيُنْفِقْ ذُو سَعَةٍ مِنْ سَعَتِهِ ۖ وَمَنْ قُدِرَ عَلَيْهِ رِزْقُهُ فَلْيُنْفِقْ مِمَّا آتَاهُ اللَّهُ ۚ لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ سَيَجْعَلُ اللَّهُ بَعْدَ عُسْرٍ يُسْرًا

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rizkinya hendaklah memberi nafkah dari apa yang telah Allah karuniakan kepadanya. Allah tidaklah memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang telah Allah berikan kepadanya. Allah kelak akan memberikan kelapangan setelah kesempitan” [Ath Thalaq : 7].

Juga firman-Nya:

وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ

“Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang baik”. [Al Baqarah : 233].

Jabir mengisahkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اتَّقُوْا اللهَ فِيْ النِّسَاءِ، فَإِنَّهُنَّ عوان عِندَكُمْ، أَخَذْتُمُوْهُنَّ بِأَمَانَةِ اللهِ وَ اسْتَحْلَلْتُمْ فُرُوْجَهُنَّ بِكَلِمَةِ اللهِ ، وَ لَهُنَّ عَلَيْكُمْ رِزْقُهُنَّ وَ كِسْوَتُهُنَّ بِالمَعْرُوْفِ

“Bertaqwalah kalian dalam masalah wanita. Sesungguhnya mereka ibarat tawanan di sisi kalian. Kalian ambil mereka dengan amanah Allah dan kalian halalkan kemaluan mereka dengan kalimat Allah. Mereka memiliki hak untuk mendapatkan rezki dan pakaian dari kalian”. (HR. Muslim).

Suami menanyakan uang yang telah dibelanjakan istri, sejatinya tidak masalah, hanya kurang elok saja. Karena umumnya uang yang dibelanjakan juga untuk kebutuhan keluarga, yang artinya juga termasuk memenuhi kebutuhan suami. Wallahu a’lam.

(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M)

Related Post