Pertanyaan:
Ustadz, Allah Maha Kuasa. Mengapa tidak menciptakan semua manusia untuk beriman?
Jawaban:
Mengapa manusia tidak diciptakan Allah seluruhnya dalam keadaan beriman?
1. Sebelum dilahirkan, manusia oleh Allah telah diberi fitrah untuk beriman kepada Allah. Manusia disumpah agar menyembah hanya kepada Allah.
وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنْ بَنِي آدَمَ مِنْ ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَى أَنْفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا بَلَى شَهِدْنَا أَنْ تَقُولُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَذَا غَافِلِينَ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di Hari Kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” (QS. al-A’raf: 171)
2. Kemudian manusia diberi dua pilihan, baik atau buruk.
وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
Artinya: “Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan.” (QS. al-Balad: 10)
3. Allah memberikan sifat akal pikiran kepada manusia. Selain itu, manusia diberi sifat memilih. Dengan akal ini, manusia akan menentukan jalan mana yang ia pilih.
وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ
Artinya: “Dan katakanlah: “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu, maka barangsiapa yang ingin (beriman) maka hendaklah ia beriman dan barangsiapa yang ingin (kafir) biarlah ia kafir.” (QS. al-Kahfi: 29)
4. Pilihan jalan yang baik atau buruk, keduanya punya konsekwensi. Sesuai paham Asy’ari, bahwa jika ia berjalan sesuai dengan perintah Allah, maka dengan rahmatnya, Allah akan memasukkannya ke dalam Surga. Sebaliknya jika ia tidak menuruti aturan-Nya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam Neraka sesuai dengan kehendak-Nya Yang Maha Mutlak.
إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّىٰ يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ ﴿٤٠﴾ لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ ۚ وَكَذَٰلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ ﴿٤١﴾ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَٰئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk Surga, hingga unta masuk ke lubang jarum. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan. Mereka mempunyai tikar tidur dari api Neraka dan di atas mereka ada selimut (api Neraka). Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim. Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang shalih, Kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka itulah penghuni-penghuni Surga; mereka kekal di dalamnya.” (QS. al-A’raf: 40-42)
5. Jadi, salah satu hikmah mengapa Allah tidak menciptakan manusia semuanya beriman adalah agar manusia memilih sendiri. Manusia yang menentukan sendiri pilihannya dan dia akan mempertanggungjawabkan pilihannya itu.
6. Barangkali karena sikap “memilih” inilah yang menjadi kelebihan manusia sesuai dengan tugasnya di muka Bumi, yaitu untuk membangun peradaban (menjadi khalifah). Jika manusia tidak diberi kekuasaan memilih, manusia menjadi seperti malaikat yang “tidak kreatif”. Jika demikian, tentu tidak sesuai dengan fungsi manusia sebagai khalifah Allah di muka Bumi.
7. Manusia beriman dan kufur itu bukan maslahat bagi Allah. Jika seluruh manusia beriman, sama sekali tidak mengurangi ke-Maha Besar-an Allah. Jika seluruh manusia kufur, pun tidak mengurangi ke-Maha Kuasa-an Allah. Allah tidak membutuhkan manusia, tapi manusialah yang selalu membutuhkan Allah.
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Artinya: “Jika kamu berbuat baik, kebaikan itu bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri.” (QS. al-Isra: 7)
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)
Sumber: Fikih Praktis Anda Bertanya, Ustadz Menjawab
Bagi yang ingin memesan buku fisik, sila hubungi 0818266026.
===========================
Bagi yang ingin wakaf tunai untuk pembangunan Pondok Modern Almuflihun, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +201120004899