Bagaimana Curhat yang Baik?

Tanya: Bagaimana curhat yang dibolehkan, curhat yang aman tapi tidak sampai mengandung gibah dan membongkar aib. (Maulana Ikhsan – Bulungan) Jawab: Wa’alaikum salam Jika anda

Admin

[addtoany]

Curhat

Tanya:
Bagaimana curhat yang dibolehkan, curhat yang aman tapi tidak sampai mengandung gibah dan membongkar aib. (Maulana Ikhsan – Bulungan)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Jika anda ada masalah, boleh disampaikan kepada orang tua anda, saudara anda atau sahabat terdekat Anda. Siapa tahu mereka ada solusi terhadap masalah yang sedang kita hadapi. Namun curhat terbaik adalah mengadukan persoalan kepada Allah. Hal ini seperti kisah nabi Ya’kub berikut:

قَالَ إِنَّمَا أَشْكُوْ بثّيْ وَ حُزْنِيْ إِلَى اللهِ

“Dia (Ya’qub) menjawab: “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86)

Karena sesungguhnya, Allah yang akan memberikan solusi terbaik atas persoalan kita. Allah juga perintahkan kita untuk selalu berdoa kepadanya.

وَ إِذَا سَأَلَكَ عِبَادِى عَنِّى فَإِنِّى قَرِيْبٌ أُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.” [QS Al Baqarah: 186]

Betapapun masalah yang kita hadapi, Allah tidak akan pernah meninggalkan kita dan akan mengabulkan doa kita, karena Allah sangat dekat dengan kita:

وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الوَرِيْدِ

“Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya” [QS Qaf: 16]

أَمِنْ يُجِيْبُ المُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَ يَكْشِفُ السُّوْءَ

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan.” [QS. An Naml: 62]

Jika kita berbicara aib orang kepada orang lain, itulah ghibah dan itu yang diharamkan Allah. membicarakan aib orang, seperti halnya kita memakan daging teman kita sendiri.

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اجْتَنِبُوْا كَثيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثمٌ ۖ وَلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَعْضُكُمُ بَعْضًا ۚ أَيُحِبُّ أَحَدُكُم أَنْ يَأكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُ ۚ وَاتَّقُوْا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ تَوّابٌ رَحيمٌ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah kamu mencari kesalahan orang lain dan jangan di antara kalian menggunjing sebagian yang lain. Apakah di antara kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? tentu kalian akan merasa jijik. Bertakwalah kalian pada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat dan Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)

Semoga kita terhindar dari penyakit ghibah. Amin.

(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)

Related Post