Hubungan Tauhid Dengan Surat Al-Ikhlas dan Al-Kafirun

Tanya: Apa makna tauhid kemudian hubungannya dengan surat al iklhas al kafirun dan lafadx laillahaillallah? (Widya, Padang) Jawab: Wa’alaikumsalam Prinsip dari tauhid adalah ungkapan laa

Admin

[addtoany]

Tanya:
Apa makna tauhid kemudian hubungannya dengan surat al iklhas al kafirun dan lafadx laillahaillallah? (Widya, Padang)

Jawab:
Wa’alaikumsalam

Prinsip dari tauhid adalah ungkapan laa ilaha illallah, tiada Tuhan selain Allah. Namun Allah itu bagaimana? Diterangkanlah oleh surat al-ikhlas berikut:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ : اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ : لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ : وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Artinya: Katakanlah (Muhammad), ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa’. (1) Allah tempat meminta segala sesuatu. (2) (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. (3) Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia. (4) (QS. Al-Ikhlas: 1-4)

Siapapun yang telah mengucapkan dua kalimat syahadat dengan sepenuh hati dan niat untuk memeluk Islam, maka ia dianggap telah berislam. Ia harus yakin dengan Tuhan Allah seperti yang disebutkan dalam surat al-Ikhlas tersebut.

Jika telah berislam, bagaimanakah ia berinteraksi dengan pemeluk agama lain? Ia harus hormat dan toleran. Namun dengan batas-batas yang telah digariskan Islam. Menghormati mereka dan membantu mereka adalah hal yang dianjurkan. Namun dilarang dan diharamkan mengikuti sesembahan mereka dengan dalih toleransi.

Diharamkan pergi ke gereja dengan mengikuti peribadatan mereka, dengan alasan untuk menjaga persatuan dan persamaan. Sikap ini jelas haram, seperti firman Allah dalam surat al-kafirun:

 قُلْ يٰٓاَيُّهَا الْكٰفِرُوْنَۙ() لَآ اَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَۙ () وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۚ () وَلَآ اَنَا۠ عَابِدٌ مَّا عَبَدْتُّمْۙ () وَلَآ اَنْتُمْ عٰبِدُوْنَ مَآ اَعْبُدُۗ () لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir! (1). aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, (2). dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah,(3) dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, (4) dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah. (5) Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”.(6).

Wallahu a’lam

Tags

Related Post