Hukum Membuat Patung

Tanya: Assalamualaikum w.b.t, saya ada satu pertanyaan mengenai apakah hukumnya menghasilkan sesebuah seni diorama atau miniature dan juga membuat sculpture manusia tetapi dalam saiz kecil

Admin

[addtoany]

Patung Mini

Tanya:
Assalamualaikum w.b.t, saya ada satu pertanyaan mengenai apakah hukumnya menghasilkan sesebuah seni diorama atau miniature dan juga membuat sculpture manusia tetapi dalam saiz kecil yang sudahpun dikartunkan (Bukan mengikut Wajah sebenar/tidak sempurna fizikalnya)? Saya sangat2 meminati seni ini tetapi berasa amat ragu dengan hukumnya di dalam islam. Kadangkala saya menerima tempahan membuat sculpture mini manusia sebagai hadiah atau cenderamata. Sangat risau dan takut akan keberkatan dalam berkarya bagi mencari rezeki. Saya ingin mencari rezeki yang halal lagi diberkati. Sila rujuk lampiran contoh hasil seni diorama/sculpture. Terima Kasih. (Hafizi Bin Muhammad – Pulau Pinang)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Membuat patung, jika niatnya atau berpotensi untuk diagungkan dan disembah, maka hukumnya haram.

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan,

قَدِمَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – مِنْ سَفَرٍ وَقَدْ سَتَرْتُ بِقِرَامٍ لِى عَلَى سَهْوَةٍ لِى فِيهَا تَمَاثِيلُ ، فَلَمَّا رَآهُ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – هَتَكَهُ وَقَالَ « أَشَدُّ النَّاسِ عَذَابًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ الَّذِينَ يُضَاهُونَ بِخَلْقِ اللَّهِ » . قَالَتْ فَجَعَلْنَاهُ وِسَادَةً أَوْ وِسَادَتَيْنِ

“Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam datang dari suatu safar dan aku ketika itu menutupi diri dengan kain tipis milikku di atas lubang angin pada tembok lalu di kain tersebut terdapat gambar-gambar. Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat hal itu, beliau merobeknya dan bersabda, “Sesungguhnya orang yang paling berat siksanya pada hari kiamat adalah mereka yang membuat sesuatu yang menandingi ciptaan Allah.” ‘Aisyah mengatakan, “Akhirnya kami menjadikan kain tersebut menjadi satu atau dua bantal.” (HR. Bukhari no. 5954 dan Muslim no. 2107).

Dalam riwayat lain disebutkan,

إِنَّ أَصْحَابَ هَذِهِ الصُّوَرِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُعَذَّبُونَ ، فَيُقَالُ لَهُمْ أَحْيُوا مَا خَلَقْتُمْ

“Sesungguhnya pembuat gambar ini akan disiksa pada hari kiamat. Dikatakan pada mereka, “Hidupkanlah apa yang telah kalian ciptakan (buat).” (HR. Bukhari no. 2105 dan Muslim no. 2107)

Dalam riwayat lain disebutkan,

إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَذَابًا عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الْمُصَوِّرُونَ

“Sesungguhnya orang yang peling berat siksanya di sisi Allah pada hari kiamat adalah al mushowwirun (pembuat gambar).” (HR. Bukhari no. 5950 dan Muslim no. 2109).

Jika tujuannya karena kebutuhan seperti untuk pendidikan seumpama untuk mengenal anatomi tubuh manusia, ini boleh. Jika untuk ajang pendidikan dan tidak untuk disembah seperti patung para pahlawan, atau untuk seni dan sekadar untuk bermain seperti boneka anak-anak atau sarana dakwah seperti wayang golek, selama tidak menimbulkan fitnah, tidak membuka aurat, maka ia boleh. Dalilnya hadis aisyah sebagai berikut:

كُنْتُ أَلْعَبُ بِالْبَنَاتِ عِنْدَ النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – وَكَانَ لِى صَوَاحِبُ يَلْعَبْنَ مَعِى ، فَكَانَ رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ يَتَقَمَّعْنَ مِنْهُ ، فَيُسَرِّبُهُنَّ إِلَىَّ فَيَلْعَبْنَ مَعِى

“Aku dahulu pernah bermain boneka di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa salam. Aku memiliki beberapa sahabat yang biasa bermain bersamaku. Ketika Rasululah shallallahu ‘alaihi wa salam masuk dalam rumah, mereka pun bersembunyi dari beliau. Lalu beliau menyerahkan mainan padaku satu demi satu lantas mereka pun bermain bersamaku” (HR. Bukhari no. 6130).

Jika membuatnya boleh maka jual belinya boleh dengan kaedah:

الأَصْلُ فِيْ الـمُـعَامَلَاتِ الإِبَاحَةُ.

“Hukum asal muamalah adalah mubah.”

Namun patung untuk disembah, atau membuka aurat, tidak ada tujuan pendidikan, bukan karena kebutuhan, dapat menimbulkan fitnah, atau untuk pajangan di rumah-rumah yang berpotensi menimbulkan kesyirikan atau menyerupai agama lain, maka hal itu diharamkan. Dalilnya sebagai berikut:

عَنْ أبي طَلْحَةَ رضي الله عنه أنَّ رَسُولَ اللَّهِ ﷺ قَال: لا تَدْخُلُ المَلائِكَةُ بَيْتًا فِيهِ كَلْبٌ وَلا صُورَةٌ

“Malaikat tidak mau masuk rumah yang didalamnya ada anjing dan patung” (HR Bukhari dan Muslim).

Jika membuatnya haram, maka menjualnya juga haram. Rumah yang banyak patung, cenderung banyak jin dan setan. maka hindarilah memasang patung di rumah. Wallahu a’lam bishawab.

==========

Saat ini sedang merintis pembangunan Pesantren Modern Al-Muflihun. Bagi yang ingin wakaf tunai, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. untuk konfirmasi: +201000304569

Related Post