Tanya:
1. Bolehkan pemasangan ornamen kaligrafi nama Allah dan Nabi Muhammad SAW? Apakah ada dasar dalam Al Quran, Sunnah, Ijmak atau sumber hukum Islam lainnya?
2. Penyandingan nama Nabi Muhammad SAW dengan Allah apakah tidak berlebihan, bukankah Allah Tuhan yang Maha Mulia dan Maha tinggi, tidak bisa disandingkan dengan satu apapun?
Syukron Jazakumullah khoiron (Ghazali Abdul Rahman Kastella – Bekasi)
Jawab:
Wa’alaikkum salam
1. Sesungguhnya kaligrafi sekadar bagian dari seni dan keindahan. Hal itu dibolehkan. Terkait keindahan ini, Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبَّ أَنْ يَرَى أَثَرَ نِعْمَتِهِ عَلَى عَبْدِهِ
“Sesungguhnya Allah senang melihat bekas nikmat-Nya pada seorang hamba.” (HR. Tirmidzi).
Rasulullah saw juga bersabda:
لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قاَلَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
Tidak akan masuk surga orang yang dalam hatinya ada kesombongan seberat biji debu. Ada seorang yang bertanya, “Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus, (apakah ini termasuk sombong?). Rasulullâh bersabda: “Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. (HR. Muslim)
Selain itu, memasang kaligrafi juga bagian dari syiar Islam. Jadi tidak ada masalah membuat kaligrafi dari al-Quran atau lafal jalalah dan nabi Muhammad saw. Itu bagian dari seni dan keindahan. Bahkan dalam sejarah Islam, kaligrafi berkembang pesat dan menjadi seni yang sangat memukai. Di masjid-masjid dalam sejarah Islam, banyak bertuliskan kaligrafi yang sangat indah.
2. Memasang lafal Allah dengan menyandingkan lafal Nabi Muhammad saw, tidak masalah. Karena itu sekadar pemasangan seni saja, dan tidak bearti merendahkan Allah. Allah sendiri maha tinggi dan tidak ada yang melebihi-Nya. Namun dalam pemasangan kaligrafi, sangat terkait dengan seni keindahan dan tidak ada hubungannya dengan merendahkan Allah. Ringkasnya, hal itu dibolehkan dan bagian dari syiar Islam. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)