Menafsir Al-Qur’an dengan Metode Hermeneutika

Tanya: Mohon pandangan tentang pemahaman agama melalui konsep hermeneutika. Jawab: Belakangan muncul berbagai pemikiran yang menyatakan bahwa pembacaan teks yang ada dalam turas Islam telah

Admin

Tanya:

Mohon pandangan tentang pemahaman agama melalui konsep hermeneutika.

Jawab:

Belakangan muncul berbagai pemikiran yang menyatakan bahwa pembacaan teks yang ada dalam turas Islam telah ketinggalan zaman. Metodologi maupun tafsir, sangat dipengaruhi oleh sosiokultural pada masanya. Ushul fikih dan turas Islam secara umum, terbentuk sesuai dengan kebutuhan waktu itu.

Kondisi saat ini jelas berbeda dengan sosiokultural pada masa lalu. Oleh karenanya, metodologi pembacaan teks juga harus mengikuti perkembangan zaman. Saat ini muncul pembacaan teks yang lebih modern dan sesuai dengan konteks kekinian, yaitu model pembacaan teks hermeneutika seperti yang muncul di dunia Barat.

Hanya saja, pernyataan di atas banyak mengandung kelemahan dan kerancuan. Banyak hal yang menjadikan hermeneutika tidak sesuai dengan pembacaan teks kitab suci. Berikut di antara kelemahan tersebut:

Kajian teks hermeneutika muncul di Barat yang sesuai dengan karakter bahasa, struktur kebahasaan dan sosiokultural mereka. Ini berbeda dengan karakter kebahasaan dan sosiokultural pada bahasa Arab. Dengan pertimbangan tersebut maka tidak serta merta sistem pembacaan teks mereka tersebut dapat diterapkan untuk pembacaan kitab suci al-Quran yang berbahasa Arab.

Setiap bahasa mempunyai karakter sendiri-sendiri baik dari sisi struktur, gramatikal, morfologi, sejarah dan lain sebagainya. Kajian kebahasaan harus menyesuaikan sesuai dengan bahasa bersangkutan. Jika kita memaksakan perbedaan tersebut, maka yang terjadi adalah kekacauan dan kerancuan.

Makna yang sesungguhnya dicari dari sebuah teks, justru akan rancu. Makna akan kehilangan kontekstualitasnya, bahkan bisa meluluhkan makna sesungguhnya yang diinginkan teks.
Salah satu faktor munculnya kajian hermeneutika, karena adanya problem di bibel yang sulit untuk dipecahkan.

Banyak hal yang terjadi kontradiksi antar teks sehingga mereka harus memecahkan berbagai persoalan tersebut agar bisa kontekstual. Apalagi antar satu bibel dengan yang lainnya sering banyak terjadi perbedaan mencolok. Hal yang tidak pernah terjadi dalam al-Quran sama sekali. 

Sejak zaman Mabi hingga saat ini, tidak pernah ada problem dalam sistem pembacaan teks. Di manapun berada, al-Quran selalu sama. Terbukti, para ulama dari dulu hingga sekarang, selalu mampu menggali berbagai makna yang terkandung dalam nas al-Quran, dengan tetap berbekal pada metodologi yang muncul dari rahim umat Islam sendiri. Para ulama kita selalu mendapatkan keserasian dalam kitab suci dan pembaruan pemikiran.

Terkait Bibel ini, terjadi persoalan pada sisi orisinalitasnya. Maka untuk mengkaji mengenai bibel mana yang paling orisinil, perlu kajian sejarah mendalam. Ini terkait dengan variasi Bibel yang sangat banyak di dunia ini. lagi-lagi, ini berbeda dengan al-Quran yang tidak pernah mengalami perubahan. Terjemahan al-Quran sendiri, harus disertai dengan teks Arabnya dan tidak diperkenankan satu mushaf al-Quran diterjemahkan dengan bahasa tepatan secara independen tanpa menyertai teks asli. Ini untuk menjaga orisinalitas al-Quran hingga akhir zaman.

Memang benar bahwa dalam kajian al-Quran ada asbabunnuzul. Hanya saja, ia sekadar sebagai alat bantu untuk memahami kandungan al-Quran dan bukan sebagai sarana untuk mengetahui mengenai sisi orisinalitas al-Quran. Itu karena al-Quran sifatnya azal dan tidak pernah terpengaruh oleh ruang waktu. Al-Quran adalah kalamullah yang merupakan bagian dari sifat Allah yang azal.

Hermeneutika sendiri banyak varian dan aliran. Ada yang bertumpu pada pembaca, teks, atau bahkan konteks. Ini terkait dengan sebuah pertanyaan, siapakah yang punya otoritas mutlak terhadap kebenaran teks? Pembacakah? teks, sosiokulutral teks, ataukah sejarah dari teksitu sendiri? Lagi-lagi, ini tidak sesuai dengan pembacaan kitab suci al-Quran. Ada kaidah tertentu yang biasa digunakan oleh ulama ushul untuk menentukan mengenai “otoritas kebenaran” itu. Wallahu a’lam.


Bagi yang hendak wakaf tunai untuk pembangunan Pondok Modern Almuflihun yang diasuh oleh Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +20112000489


Ingin bertanya? Kirim Pertanyaan

Related Post