Pamer Kebaikan di Media Sosial

Tanya: Asalamualaikum pak ustadz , bagaimana hukumnya orang yang pamer kebaikan lewat media, sedang amal yang baik kan harus dilupakan (jangan di ungkit ungkit) ,

Admin

[addtoany]

Loudspeaker 1459128 1280

Tanya:
Asalamualaikum pak ustadz , bagaimana hukumnya orang yang pamer kebaikan lewat media, sedang amal yang baik kan harus dilupakan (jangan di ungkit ungkit) , sedang amal yang harus kita ingat kan amal yang jelek agar kita tidak mengulangi lagi, mohon penjelasan. Trm ksh, wasalamualaikum.
(Mahendra, Bumiayu)

Jawab:
Wa’alaikum salam

Pada dasarnya, inti dari amal perbuatan manusia adalah ikhlas dan hanya mengharap ridha Allah sebagaimana sabda Rasulullah sawe berikut ini:

إِنَّ اللَّهَ لاَ يَقْبَلُ مِنَ الْعَمَل إِلاَّ مَا كَانَ لَهُ خَالِصًا وَابْتُغِيَ بِهِ وَجْهُهُ

Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla tidak akan menerima dari semua jenis amalan kecuali yang murni untuk–Nya dan untuk mencari wajah–Nya. [HR.An-Nasâ’i]

Jika beramal baik, lebih baik memang disembunyikan. Namun jika hendak ditampakkan, seperti ditulis melalui medsos, itu tidak mengapa. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut:

إِنْ تُبْدُوا الصَّدَقَاتِ فَنِعِمَّا هِيَ وَإِنْ تُخْفُوهَا وَتُؤْتُوهَا الْفُقَرَاءَ فَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَيُكَفِّرُ عَنْكُمْ مِنْ سَيِّئَاتِكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ

”Jika kalian menampakkan sedekah maka hal itu baik sekali. Dan jika kalian menyembunyikannya dan memberikannya kepada orang-orang fakir maka hal itu lebih baik bagi kalian…” (QS: Al-Baqarah [2]: 271)

Juga sabda rasulullah saw berikut ini:

سبعة يظلهم الله في ظله، يوم لا ظل إلا ظله…”، وذكر منهم: “ورجل تصدق بصدقة فأخفاها؛ حتى لا تعلم شماله ما تنفق يمينه

”Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya …(dan disebutkan salah satu dari mereka)… dan laki-laki yang bersedekah kemudian menyembunyikan sedekahnya, hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya”(Muttafaq ‘alaih).

Jika amalan tersebut untuk memberikan contoh yang baik kepada orang lain, lalu ada yang mengikutinya, maka ia akan mendapatkan pahala berlipat sebagaimana sabda rasulullah saw berikut:

من سنّ سنة حسنة فله أجرها وأجر من عمل بها إلى يوم القيامة

“Barangsiapa yang membuat contoh yang baik maka dia akan mendapatkan pahala dan pahala orang yang beramal dengannya sampai hari kiamat”. (HR. Muslim)

Namun yang harus digarisbawahi adalah sikap riya. Mereka yang suka bermedos dan menuliskan aatau mengupload foto kebaikan di medos, hendaknya menghindari sikap riya. Karena jika sikap riya ini menempel dalam hati, maka amal perbuatan yang dia lakukan menjadi musnah seketika. Kebaikan itu menjadi tidak berguna. Ia bukannya mendapatkan pahala, namun ancaman kecelakaan di akhirat. Hal ini sebagaimana firman Allah berikut.

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ ﴿٤﴾ الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ ﴿٥﴾ الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ ﴿٦﴾ وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna. [Al-Ma’un/107:4-7]

Juga sabda rasulullah saw berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لِأَنْ يُقَالَ جَرِيءٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ تَعَلَّمَ الْعِلْمَ وَعَلَّمَهُ وَقَرَأَ الْقُرْآنَ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَعَلَّمْتُهُ وَقَرَأْتُ فِيكَ الْقُرْآنَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ تَعَلَّمْتَ الْعِلْمَ لِيُقَالَ عَالِمٌ وَقَرَأْتَ الْقُرْآنَ لِيُقَالَ هُوَ قَارِئٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ وَرَجُلٌ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَعْطَاهُ مِنْ أَصْنَافِ الْمَالِ كُلِّهِ فَأُتِيَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ مَا تَرَكْتُ مِنْ سَبِيلٍ تُحِبُّ أَنْ يُنْفَقَ فِيهَا إِلَّا أَنْفَقْتُ فِيهَا لَكَ قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ فَعَلْتَ لِيُقَالَ هُوَ جَوَادٌ فَقَدْ قِيلَ ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ ثُمَّ أُلْقِيَ فِي النَّارِ

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dia berkata: Aku mendengar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya manusia pertama kali yang akan diputuskan (pengadilannya) pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Dia didatangkan, Allâh menyebutkan nikmat-nikmat–Nya kepadanya dan dia mengakuinya. Allâh bertanya: “Apa yang telah engkau lakukan pada nikmat-nikmat–Ku itu? Dia menjawab: “Aku berperang untuk–Mu sehingga aku mati syahid”. Allâh berkata: “Engkau dusta. Tetapi engkau berperang agar dikatakan ‘seorang pemberani’ dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut, kemudian dia diseret di atas wajahnya, sehingga dilemparkan di dalam neraka.
Dan seorang laki-laki yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya. Dan dia membaca Al-Qur’an. Dia didatangkan, Allâh menyebutkan nikmat-nikmat–Nya kepadanya dan dia mengakuinya. Allâh bertanya: “Apa yang telah engkau lakukan pada nikmat-nikmat–Ku itu? Dia menjawab: “Aku mempelajari ilmu dan mengajarkannya, dan aku membaca Al-Qur’an untuk–Mu”. Allâh berkata: “Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan ‘seorang yang ‘aalim’, engkau membaca Al-Qur’an agar dikatakan ‘seorang qaari’’ dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut, kemudian dia diseret di atas wajahnya, sehingga dilemparkan di dalam neraka.
Dan seorang laki-laki yang Allâh luaskan rezekinya, dan Allâh juga memberikan berbagai macam harta benda. Dia didatangkan, Allâh menyebutkan nikmat-nikmat–Nya kepadanya dan dia mengakuinya. Allâh bertanya: “Apa yang telah engkau lakukan pada nikmat-nikmatKu itu? Dia menjawab: “Aku tidak meninggalkan satu jalanpun yang Engkau menyukai infaq padanya kecuali aku berinfaq padanya untuk-Mu”. Allâh berkata: “Engkau dusta. Tetapi engkau melakukannya agar dikatakan ‘seorang dermawan’ dan dahulu (di dunia) telah dikatakan. Lalu diperintahkan mengenai orang tersebut, kemudian dia diseret di atas wajahnya, sehingga dilemparkan di dalam neraka. [HR. Muslim]

Jika kiranya anda bisa terhindar dari penyakit riya, silahkan lakukan. Namun jika tidak, lebih baik anda tidak perlu mengupload kebaikan dan amal baik anda melalui medsos, karena hal ini akan merugikan anda sendiri. Wallahu a’lam.


Bagi yang hendak wakaf tunai untuk pembangunan Pondok Modern Almuflihun yang diasuh oleh Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M, silahkan salurkan dananya ke: Bank BNI Cabang Magelang dengan no rekening: 0425335810 atas nama: Yayasan Al Muflihun Temanggung. SMS konfirmasi transfer: +20112000489


 

Ingin bertanya? Kirim Pertanyaan

 

Related Post