Tanya:
Assalamualaikum. Ustadz saya izin bertanya. Apakah dalam tradisi Islam ada yang namanya Imam Besar? Seperti yang sekarang ini ramai dibicarakan? Maaf ustadz identitas saya tidak dipublish soalnya saya rasa ini agak sensitif. Terima kasih.
(Hamba Allah, Semarang)
Jawab:
Wa’alaikum salam
Mengenai julukan imam, dalam pemikiran dan sejarah Islam biasanya dinisbatkan untuk pemimpin. Sayidina Ali bin Abi Thalib sendiri julukannya adalah al-Imam atau pemimpin. Secara bahasa, Imam adalah orang yang berada di depan. Ia menjadi panutan dan contoh dalam segala sesuatu.
Disebut imam shalat, karena ia menjadi panutan bagi para makmum.
Dalam al-Quran, terkadang kata imam digunakan terkait dengan urusan keagamaan dan bukan politik. Imam bermakna ketakwaan dan kenabian. Berikut makna imam sebagaimana tercantum dalam al-Quran:
فَٱنتَقَمْنَا مِنْهُمْ وَإِنَّهُمَا لَبِإِمَامٍۢ مُّبِينٍۢ
“Maka Kami membinasakan mereka. Dan sesungguhnya kedua kota itu benar-benar terletak di jalan umum yang terang (imamim mubin). (Al hijr: 79).
وَإِذِ ٱبْتَلَىٰٓ إِبْرَٰهِۦمَ رَبُّهُۥ بِكَلِمَٰتٍ فَأَتَمَّهُنَّ ۖ قَالَ إِنِّى جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا ۖ قَالَ وَمِن ذُرِّيَّتِى ۖ قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِى ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: ‘Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia’. Ibrahim berkata: ‘(Dan saya mohon juga) dari keturunanku’. Allah berfirman: ‘Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim’. (Al-Baqarah: 124)
Banyak sekali hadis Nabi yang menggunakan lafal imam. Umumnya makna dari imam dalam hadis nabi adalah kepemimpinan. Di antaranya adalah hadis berikut:
حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الْحَنْظَلِيُّ أَخْبَرَنَا عِيسَى بْنُ يُونُسَ حَدَّثَنَا الْأَوْزَاعِيُّ عَنْ يَزِيدَ بْنِ يَزِيدَ بْنِ جَابِرٍ عَنْ رُزَيْقِ بْنِ حَيَّانَ عَنْ مُسْلِمِ بْنِ قَرَظَةَ عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خِيَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُحِبُّونَهُمْ وَيُحِبُّونَكُمْ وَيُصَلُّونَ عَلَيْكُمْ وَتُصَلُّونَ عَلَيْهِمْ وَشِرَارُ أَئِمَّتِكُمْ الَّذِينَ تُبْغِضُونَهُمْ وَيُبْغِضُونَكُمْ وَتَلْعَنُونَهُمْ وَيَلْعَنُونَكُمْ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نُنَابِذُهُمْ بِالسَّيْفِ فَقَالَ لَا مَا أَقَامُوا فِيكُمْ الصَّلَاةَ وَإِذَا رَأَيْتُمْ مِنْ وُلَاتِكُمْ شَيْئًا تَكْرَهُونَهُ فَاكْرَهُوا عَمَلَهُ وَلَا تَنْزِعُوا يَدًا مِنْ طَاعَةٍ
Telah menceritakan kepada kami [Ishaq bin Ibrahim Al Handlali] telah mengabarkan kepada kami [Isa bin Yunus] telah menceritakan kepada kami [Al Auza’i] dari [Yazid bin Yazid bin Jabir] dari [Ruzaiq bin Hayyan] dari [Muslim bin Qaradlah] dari [‘Auf bin Malik] dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda: “Sebaik-baik pemimpin (aimmah/imam) kalian adalah mereka mencintai kalian dan kalian mencintai mereka, mereka mendo’akan kalian dan kalian mendo’akan mereka. Dan sejelek-jelek pemimpin (aimmah/imam)kalian adalah mereka yang membenci kalian dan kalian membenci mereka, mereka mengutuk kalian dan kalian mengutuk mereka.” Beliau ditanya, “Wahai Rasulullah, tidakkah kita memerangi mereka?” maka beliau bersabda: “Tidak, selagi mereka mendirikan shalat bersama kalian. Jika kalian melihat dari pemimpin kalian sesuatu yang tidak baik maka bencilah tindakannya, dan janganlah kalian melepas dari ketaatan kepada mereka.” (HR. Mulsim).
Terkait imam besar, menjadi julukan resmi dari Syaikh al-Azhar, seperti syaikh al-Azhar saat ini yang julukannya adalah Imam Besar Syaikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Tayib. Jadi, istilah imam ini bukanlah hal yang baru. Mereka yang dianggap sebagai pemimpin umat, boleh saja dijuluki sebagai seorang imam atau imam besar atau pemimpin yang agung. Istilah ini sekadar laqab atau julukan saja, yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Wallahu a’lam.
(Ustadz Wahyudi Abdurrahim, Lc., M.M.)